Abstract:
Kebutuhan mengakomodasi pengunjung dan generasi mendatang untuk memahami budaya
lokal memicu munculnya fungsi modern dalam arsitektur berupa pusat kebudayaan. Pusat
kebudayaan adalah “wadah” yang tepat untuk menjawab kebutuhan Provinsi Banten dengan
keragaman budayanya yang sedemikian rupa. Belum adanya pedoman khusus yang mengatur
mengakibatkan pusat kebudayaan di Indonesia seringkali menggunakan bangunan eksisting yang
tidak diperuntukkan sebagai pusat kebudayaan dan/atau dirancang dengan langgam modern yang
benar-benar berbeda dari langgam arsitektur yang telah ada. Ekspresi menjadi hal penting karena
tiap pusat kebudayaan harus dapat mengekspresikan fungsinya sebagai representasi budaya lokal.
Penelitian ini secara spesifik mengangkat isu ekspresi ikon arsitektur-Banten pada
bangunan Pusat Kebudayaan Banten Lama. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap dan
mengimplementasikan isu ekspresi ikon arsitektur-lokal pada bangunan pusat kebudayaan di
Banten.
Menggunakan metode kualitatif-interpretatif, penelitian ini menggunakan teori-teori:
fungsi pusat kebudayaan, ekspresi ikon arsitektur-lokal, interpretasi makna arsitektural, konsepkonsep
tradisi Banten dan teori arsitektur pendukung yaitu: teori anatomi arsitektural dan teori
prinsip penataan yang digunakan sebagai alat bedah kasus studi (Volkstheater Sobokartti dan Jean-
Marie Tjibaou Cultural Center).
Hasil dari penelitian ini: (1) pedoman perancangan pusat kebudayaan yaitu ekspresi
penataan massa terhadap tapak dan lingkungan, ekspresi bentuk 3D, ekspresi material dan
teknologi lokal. Ketiga butir pedoman sudah mencakup ekspresi-dasar dari pusat kebudayaan yaitu
melindungi, mengundang, memusat, fleksibilitas, dan keakraban; (2) Implementasi pedoman
perancangan pusat kebudayaan dapat dilakukan dengan pemilihan tapak yang dapat dicapai dari
paling sedikit dua akses, penempatan massa bangunan dan zonasi fungsi utama di bagian tengah
tapak, penggunaan tipologi bentuk struktur budaya dan atap ikon arsitektur-lokal, merancang
pelingkup dengan derajat keterbukaan tinggi pada ruang penerima dan pelingkup dengan derajat
keterbukaan rendah pada ruang utama, fleksibilitas hubungan antar ruang dalam dan ruang luar,
penggunaan ornamen, serta penggunaan material dan teknologi lokal.
Manfaat penelitian ini yaitu: dapat digunakan sebagai masukan/pengayaan perbendaharaan
kosakata teori arsitektur mengenai isu ekspresi ikon arsitektur-lokal pada bangunan pusat
kebudayaan bagi institusi pendidikan terkait; bahan pertimbangan dan masukan rancangan pusat
kebudayaan bagi pemerintah daerah Provinsi Banten; bahan pertimbangan dan masukan bagi
arsitek dan pemangku kepentingan; referensi dan bahan studi bagi mahasiswa, akademisi, arsitek,
dan masyarakat dengan fokus studi yang bersangkutan; titik awal masukan untuk penelitian lain
sejenis bagi peneliti.