Abstract:
Dalam industri konstruksi, telah diakui secara luas bahwa penerapan tekoologi dapat meningkatkan
produktivitas dan mempercepat implementasi proyek. Ini tennasuk tekoologi beton pracetak,
meskipun bukan hal baru. Terlepas dari kenyataan bahwa tekoologi pracetak menawarkan
keunggulan dibandingkao tekoologi cast-in-situ konvensional dan juga dapat diterima di industri
baru-baru ioi terutama untukjembatan dan konstruksi bertingkat tinggi, tingkat penerapannya masib
dapat dianggap rendah, setidakoya dalam konteks Indonesia. Sejumlah besar studi telah dilakukan
untuk mengeksplorasi kelebiban dan kekuraugan dari tekoologi ioi. Namun, tidak ada penelitian
yang didedikasikan untuk menyelidiki faktor motivasi organisasi konstruksi menggunakan tekoologi
pracetak sedangkan peugetabuan tentang faktor-faktor ioi dapat membantu memahami fitur
tekoologi yang dianggap penting yang dapat meningkatkan penerimaan dan adopsi tekoologi beton
pracetak yaug lebib besar. Oleb karena itu, penelitian ioi berusaha untuk mengisi kekorangan ioi
deugan mengidentifikasi faktor-faktor ioi, menilai hubungan antar-faktor, dan menentukan
peugaruhnya terhadap keputusan untuk meugadopsi tekoologi. Technology Acceptance Model
dipilib sebagai kerangka kerja metodologis. Sebanyak tujuh variabel Iaten dituruukan yaitu,
"relative advantage (RA)", "compatibility (CB)", "complexity (CX) ", "friability observability
(IV)", ''perceived usefUlness (PU) ", ''perceived ease of use (PEOU) ", and "behavior intention
(BI)" dan masiug-masing diukur melalui masing-masing variabel yang diamati, beljumlah 28
indikator. Data untuk penelitian dikumpulkan melalui survei kuesioner terhadap responden yang
berpengalaman dan berpeugetabuan dalam tekoologi pracetak dari perusahaan konstruksi,
konsultan, dan pemilik. Sebanyak 104 tanggapan yaug valid dari 122 koesioner yang dikirim,
mencenninkan tingkat respons 85,24%, yang dianggap dapat diterima dalam penelitian manajemen
konstruksi. Structural Equation Modeling digunakan sebagai metode penelitian deugan bantuan
paket perangkat lunak AMOS. Berdasarkan model fitting terbaik, analisis menunjukkan bahwa
hipotesis PU mempengaruhi BI positif; PEOU mempengaruhi PU, RA mempengaruhi PU, CX
mempengaruhi P EOU dan TO mempengaruhi PEOU didukung secara statistik. Selain itu, faktor PU
memiliki efek total terbesar pada faktor BI. Survei terse but juga menunjukkan bahwa tingkat adopsi
tekoologi pracetak diberi skor 3,65 dari 5 deugan I menunjukkan "very immature" dan 5
menunjukkan "very mature", menyiratkan bahwa ada potensi untuk aplikasi tekoologi pracetak yang
lebib besar dalam industri konstruksi Indonesia.