Abstract:
Dalam rangka meningkatkan pembangunan, Pemerintah secara masif melakukan pembangunan
infrastruktur jalan tol. Sumber pendanaan investasi jalan tol dengan skema KPBU sebagian besar
berasal dari pinjaman, sehingga menuntut investor untuk dapat mengatur cash flow agar selalu dapat
melakukan pembayaran utang. Pendapatan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap cash
flow, sedangkan pendapatan itu sendiri sangat bergantung kepada volume lalu lintas. Oleh karena
itu, keakuratan peramalan volume lalu lintas sebagai refleksi dari pendapatan memiliki peranan
penting dalam menentukan studi kelayakan investasi jalan tol. Perbedaan jumlah lalu rencana
dengan aktual merupakan risiko lalu lintas yang sulit diprediksi, terbukti dengan penelitian yang
dilakukan di berbagai negara di seluruh dunia, hampir selalu menunjukan perbedaan antara rencana
dan aktual. Salah satu sumber risiko dalam proyek transportasi adalah durasi serta signifikansi dari
periode transisi antara awal operasi sampai pada saat tingkat lalu lintas stabil, periode ini dikenal
dengan istilah periode ramp-up. Studi ini menggunakan data bulanan volume lalu lintas pada 13 ruas
studi kasus sebagai entri data dan menggunakan bantuan perangkat lunak Minitab dalam melakukan
analisis. Dari analisis regresi diketahui profil distribusi volume lalu lintas yang menggambarkan
jalan tol di Indonesia adalah model dengan bentuk konkaf yang artinya artinya volume lalu lintas
memiliki kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu dan rasio pertumbuhan lalu lintas yang
signifikan terjadi diawal pembukaan layanan. Dari analisis Uji-F diketahui secara statistik periode
ramp-up paling singkat adalah 8 bulan dan paling lama 75 bulan, walaupun secara statistik periode
ramp-up pada jalan tol sudah dapat diidentifikasi, namun tetap diperlukan penilaian tertentu dari
profesional dalam menentukan periode ramp-up suatu ruas.