dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transparansi dalam upaya pencegahan korupsi. Hubungan antara transparansi dan korupsi telah menjadi hubungan yang aksiomatis selama bertahun-tahun. Menurut UNDP Asia-Pacific Development Information Programme e-note 8/2006 mengenai dampak e-government dalam pencegahan korupsi terdapat 2 aspek yang membantu upaya pencegahan korupsi yaitu open government (melalui open data), dan transparansi. Open government memiliki 2 fungsi dalam pencegahan korupsi yaitu prevention, dan capacity building. Transparansi dalam pencegahan korupsi menghasilkan yaitu acces to information, dan empowerment. Opentender merupakan salah satu bentuk e-government dalam pengadaan barang dan jasa. E-government dapat membantu pencegahan korupsi dengan menyediakan open government dan transparansi. Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan metode aksiomatis dalam ilmu sosial untuk menjelaskan bagaimana transparansi melalui opentender dalam upaya pencegahan korupsi. Robert K. Yin menyatakan bahwa penelitian kualitatif, terjadi karena dorongan keinginan untuk menjelaskan peristiwa yang ada pada kehidupan sehari-hari tersebut, melalui konsep yang ada. Menurut Sarah Wylie metode aksiomatis adalah suatu cara untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai obyek penelitian. Untuk mengecek keabsahan data, peneliti melakukan triangulasi sumber dan triangulasi pengumpulan data. Hasil Penilitian ini menunjukan bahwa transparansi melalui opentender oleh ICW (Indonesia Corruption Watch) masih belum dapat dikatakan membantu sepenuhnya upaya pencegahan korupsi. Opentender masih belum menghasilkan empowerment. Hal tersebut ditunjukan dengan opentender masih belum dapat mengajak dan memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan data pengadaan barang dan jasa pemerintahan pada opentender, serta menggunakan opentender sebagai alat monitoring e-procurement. Opentender mampu melakukan fungsi prevention dengan cara menyajikan data yang disertai dengan nilai potensi korupsi. Fungsi capacity building dilakukan opentender dengan cara mendorong pemerintah untuk membuka data pengadaan barang dan jasa lewat opentender. Opentender menghasilkan acces to information dengan cara untuk memberikan kemudahan akses kepada masyarakat untuk melihat data pengadaan barang dan jasa dalam satu portal website secara bebas. Opentender menyajikan data yang mudah digunakan, dioperasikan, dan di download pada web. |
en_US |