Abstract:
Dewasa ini, pengaruh globalisasi dan teknologi yang berkembang pesat
mendorong perkembangan ekonomi yang menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis
semakin ketat. Agar dapat terus bersaing, perusahaan perlu memperhatikan berbagai macam
faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor internal yang perlu diperhatikan adalah
pengelolaan persediaan. Pengelolaan persediaan merupakan salah satu aktivitas yang penting
dalam suatu perusahaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang nilainya cukup besar
dan berhubungan langsung dengan aktivitas produksi pada perusahaan manufaktur. Dalam
perusahaan manufaktur, persediaan barang jadi memiliki peran dalam memenuhi target
penjualan perushaaan. Sedangkan persediaan bahan baku merupakan hal yang penting untuk
menunjang kelancaran proses produksi. Perusahaan harus mengelola persediaan dengan
memastikan bahan baku cukup untuk proses produksi dan memperharikan tempat
penyimpanan persediaan bahan baku, barang WIP (work in process), dan barang jadi agar
barang mudah dicari dan tidak rusak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan
operasional terkait pengelolaan persediaan pada perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada pabrik PT D yang merupakan perusahaan
manufaktur yang memproduksi peralatan makan dan minum dari plastik dengan brand T.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah descriptive study. Sumber data yang
digunakan berupa data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi serta data
sekunder yang diperoleh dari dokumen arsip perusahaan dan studi kepustakaan. Teknik
pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional pada pabrik PT D, terdapat lima
kelemahan yang ditemukan pada pengeloalaan persediaan pabrik PT D yaitu pemisahan fungsi
dan rincian pekerjaan yang kurang memadai, sistem pengelolaan gudang yang kurang
memadai, kondisi gudang dan fisik barang yang kurang memadai, pencatatan persediaan yang
kurang memadai pada gudang barang mentah dan gudang barang jadi, dan kinerja karyawan
pabrik yang kurang baik. Melalui pemeriksaan operasional, dapat diketahui dampak dari
kelemahan yang terjadi yaitu menimbulkan indikasi terjadinya kecurangan pada penggunaan
bahan baku, manipulasi data, pencurian barang, adanya barang yang rusak, dan pengambilan
keputusan yang kurang tepat.
Melalui pemeriksaan operasional yang dilakukan, akan dihasilkan
rekomendasi yang dapat diterapkan oleh pabrik untuk melakukan tindakan perbaikan sehingga
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi terkait pengelolaan persediaan. Untuk mengatasi
kelemahan yang ada pabrik dapat merekrut dua orang tambahan sebagai kepala dan
administrator gudang bahan baku, melakukan penambahan rincian job description, melakukan
perhitungan dan pengecekan ulang setiap kali menerima barang dari divisi lain, melakukan
penyimpanan yang lefbih memadai dengan menggunakan rak agar lebih rapi serta mencegah
adanya barang rusak, dan melakukan pencatatan manual yang lebih lengkap dan rapi.