dc.description.abstract |
Setiap manusia pasti mempunyai kebutuhan dalam hidupnya. Pada umumnya, kebutuhan
tersebut merupakan kebutuhan akan sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). Salah satu bidang usaha yang muncul karena adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah bidang usaha konfeksi. Sebelum memasuki abad ke-21, bidang usaha ini pernah berjaya di masanya. Namun, pada tahun 1997 terjadi krisis moneter Asia yang mengakibatkan perekonomian di Asia menjadi terganggu, termasuk di Indonesia (Money Smart, 2018). Beberapa sektor industri pun menjadi terkena dampak dari krisis moneter tersebut, termasuk juga pada bidang usaha konfeksi. Hal ini kemudian menimbulkan adanya berbagai pihak yang mencoba untuk melakukan fraud untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam mencegah terjadinya fraud, perusahaan harus memperhatikan internal control. Maka dari itu, perusahaan harus menerapkan internal control yang efektif agar dapat mencegah terjadinya fraud khususnya pada siklus persediaan dan pergudangan barang jadi. Fraud dapat terjadi karena adanya pemicu yang biasanya disebabkan oleh tekanan, peluang, dan rasionalisasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan internal control yang telah diterapkan di perusahaan sebagai upaya untuk mengurangi risiko terjadinya fraud pada siklus persediaan dan pergudangan barang jadi.
Pada penelitian ini, objek penelitian yang digunakan adalah efektivitas internal control pada siklus persediaan dan pergudangan untuk mengurangi risiko terjadinya
fraud pada CV DY. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi literatur. Pengolahan data dilakukan dengan cara menganalisa kuesioner yang telah disebarkan dan kemudian membandingkan hasil kuesioner dengan hasil wawancara dan observasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa internal control yang diterapkan oleh perusahaan secara keseluruhan sudah baik dan memadai.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa kekuatan internal control, yaitu perusahaan telah mempunyai prosedur otorisasi yang dilakukan secara disiplin dan dokumen yang digunakan telah diberi nomor secara berurutan. Namun, internal control perusahaan tersebut belum dapat dikatakan sempurna karena masih terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan risiko untuk terjadinya fraud, seperti adanya penggabungan fungsi antara bagian pencatatan (recording) dan bagian penjagaan aset (custody) pada karyawan terkait dengan siklus persediaan dan pergudangan barang jadi serta perusahaan belum menggunakan jasa satpam dan kamera CCTV pada gudang persediaan barang jadi secara permanen. Oleh karena itu, terdapat beberapa saran yang diajukan, antara lain: (1) mempekerjakan setidaknya satu satpam dan menggunakan kamera CCTV untuk menjaga keamanan gudang persediaan barang jadi di perusahaan; (2) mempekerjakan karyawan baru pada bagian gudang persediaan barang jadi sehingga Bagian Mandor Persediaan dan Pergudangan tidak melakukan dua fungsi sekaligus; dan (3) mengadakan jasa konsultasi untuk karyawan gudang selama satu bulan sekali sehingga perusahaan dapat memberikan dan menerima kritik dan saran yang membangun dari para karyawan gudang agar perusahaan semakin berkembang; dan (4) perusahaan sebaiknya menggunakan sistem terintegrasi yang dapat dimulai dengan pencatatan
dokumen menggunakan media elektronik yaitu komputer untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan dan fraud terkait kegiatan operasional khususnya pada siklus persediaan dan pergudangan barang jadi di dalam perusahaan. |
en_US |