Abstract:
Pada era dijital ini, semakin banyak data dijital yang beredar dalam dunia teknologi. Data
tersebut terdiri dari berbagai macam informasi terbuka ataupun rahasia. Salah satu cara untuk
menjaga privasi data rahasia adalah dengan melakukan enkripsi. Enkripsi adalah suatu proses
perubahan bentuk data sedemikian rupa sehingga hanya dapat dikembalikan ke bentuk asalnya
oleh orang-orang tertentu saja.
Namun, teknik enkripsi tersebut menimbulkan masalah baru. Data dijital yang beredar
dalam dunia teknologi, bukanlah data yang memiliki fungsi untuk dibaca saja. Data tersebut
adalah data mentah yang masih dapat diproses atau masih dapat dilakukan penambangan data.
Dengan menggunakan teknik enkripsi umum, setiap kali data akan diproses, seluruh data harus
didekripsi terlebih dahulu. Proses dekripsi ini, adalah proses yang tidak sebentar terutama bila
data berukuran sangat besar dan pemrosesan sering dilakukan. Oleh karena itu, timbullah
pemikiran teknik enkripsi yang dapat melakukan perhitungan tanpa perlu didekripsi terlebih
dahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik-teknik enkripsi yang ada untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Terdapat 3 skema enkripsi yang dianalisis pada penelitian ini, yaitu
skema Simple XOR, ElGamal homomorphic dan Order Preserving Encryption. Setiap skema ini
diimplementasikan dan diuji coba dilakukannya operasi fungsi-fungsi perhitungan dasar dalam
penambangan data yaitu, penjumlahan (sum), perkalian (multiply), modus, median, mean,
pencarian sebuah nilai dan nilai-nilai dalam interval, serta fungsi k-means. Uji coba dilakukan
dengan cara mengkeksekusi fungsi-fungsi tersebut pada data asli dan data terenkripsi setiap
skema. Hasil pada data terenkripsi kemudian didekripsi menggunakan skema yang bersangkutan
dan hasilnya dibandingkan dengan hasil pada data asli.
Dengan skenario pengujian tersebut, berikut adalah hasil pengujian masing-masing skema.
Pada skema Simple XOR, fungsi yang dapat dilakukan dan menghasilkan hasil yang valid
adalah fungsi pencarian modus dan pencarian sebuah nilai. Sedangkan k-means memiliki tingkat
kesamaan dengan hasil pada data asli di atas 50%. Pada skema ElGamal, fungsi sum, multiply,
modus, dan pencarian sebuah nilai dapat dilakukan. Tetapi, fungsi-fungsi tersebut sepenuhnya
bergantung pada jenis homomorfik dan faktor acak. Sedangkan untuk fungsi k-means dihasilkan
tingkat kesamaan dengan hasil pada data asli hanya sekitar 20% saja.
Terakhir, pada skema Order Preserving Encryption, fungsi yang dapat dilakukan adalah
fungsi modus, median, pencarian sebuah nilai ataupun nilai-nilai dalam interval. Sedangkan
untuk fungsi sum dan mean tidak dapat ditentukan, tetapi fungsi penjumlahan beberapa data
sebenarnya dapat dilakukan. Untuk fungsi k-means dihasilkan tingkat kesamaan antara 50%
hingga 90%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa operasi fungsi pemrosesan data
terenkripsi dapat dilakukan bergantung pada teknik enkripsi yang digunakan. Masing-masing
skema dari ketiga skema yang telah diuji coba memiliki kemampuan dan keterbatasannya sendiri.
Namun, skema Order Preserving Encryption adalah teknik enkripsi terbaik untuk dilakukannya
penambangan data tanpa memerlukan dekripsi terlebih dahulu.