Abstract:
Laporan keberlanjutan (Sustainability Report) kian menjadi tren dan kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial
dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
perusahaan (Chariri, 2009). Informasi yang bersifat material ini tentu saja harus disajikan oleh manajemen perusahaan di dalam laporan keberlanjutan perusahaan. Manajemen perusahaan harus dapat menentukan informasi-informasi mana saja yang relevan bagi perusahaan dan bagi seluruh pemangku kepentingan perusahaan.
Laporan keberlanjutan adalah upaya dari perusahaan untuk melakukan komunikasi kinerja dan dampak keberlanjutan dari kegiatan operasional yang dilakukannya.
Pelaporan yang berkelanjutan memungkinkan organisasi untuk: mempertimbangkan
dampaknya terhadap berbagai isu keberlanjutan, yang memungkinkan mereka untuk lebih
transparan mengenai risiko dan peluang yang mereka hadapi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan hypothetoco-deductive method untuk mengumpulkan dan menganalisis secara sistematis agar dapat menyajikan informasi
mengenai objek yang diteliti. Teknik pengumpulan yang dilakukan dengan studi literatur, yang selanjutnya dilakukan content analysis terhadap laporan keberlanjutan perusahaan. Objek penelitan dalam penelitian ini adalah aspek yang dijadikan material oleh perusahaan-perusahaan yang ada dalam suatu industri yang sama yang dijadikan sebagai sampel.
Penelitian ini menjabarkan aspek material apa saja yang harus di sajikan dalam laporan keberlanjutan pada industri Eletric Utilities, Financial Services, Construction and Real Estate, Mining and Metals dan Oil and Gas. Total sampel yang diambil da1am penelitian ini total terdapat 45 perusahaan dengan rincian 8 perusahaan pada industri Construction and Real Estate, 3 perusahaan pada industri Eletric Utilities, 18 perusahaan pada industri Financial Services, 12 perusahaan pada industri Mining and Metals dan 4 perusahaan pada industri Oil and Gas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seluruh perusahaan pada semua industri memiliki kesamaan dalam hal pengungkapan pembagian kategori pelaporan yaitu
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Seluruh perusahaan pada semua industri juga
menentukan aspek material berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukan oleh tim internal perusahaan untuk mengidentifikasi dan menilai seberapa penting aspek material bagi perusahaan maupun para stakeholder. Namun aspek material yang diungkapkan oleh setiap industri berbeda-beda seperti pada aspek ekonomi paling banyak dijadikan sebagai aspek material oleh industri Financial Services sementara pada aspek sosial paling banyak diungkapkan sebagai aspek material oleh industri Oil and Gas dan pada aspek lingkungan paling banyak dijadikan sebagai aspek material oleh industri Oil and Gas. Bagi pihak perusahaan, penulis menyarankan untuk membuat tabel matriks mengenai materialitas, pencocokan nomor halaman dengan kode index dan membuat tabel matriks tentang materialitas sehingga mempermudah pengguna da1am menemukan informasi yang diperlukan. Bagi pembaca, sebaiknya pembaca mengetahui mengenai indikator-indikator dari GRI G4 dan GRI Standar serta mengetahui indikator apa saja yang menjadi material bagi setiap industri.