dc.description.abstract |
Bencana alam merupakan fenomena alam yang sulit untuk dihindari dan dapat berakibat fatal,
namun jika sudah dipersiapkan dengan baik dampak bencana dapat dikurangi. Terbukti dari
beberapa pedoman kesiapsiagaan bencana alam, baik dari dalam maupun luar negeri yang
membahas mengenai pedoman kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Terlebih lagi anak
dibawah umur yang selalu menjadi korban akibat tidak siap menghadapi bencana. Panduan
Penerapan Sekolah Siap Siaga Bencana oleh LIPI dibuat dengan tujuan untuk standar sekolah aman
bencana namun, belum memiliki kategori rencana tanggap darurat yang spesifik dan mencakup hal
hal penting lain, karena hal tersebut pengembangan pada Panduan Penerapan Sekolah Siap Siaga
Bencana sebagai sistem rating sekolah aman bencana perlu dilakukan. Pengembangan ini dilakukan
dengan melakukan kajian literatur dari standar-standar lain yang berkaitan. Setelah proses validasi
selesai dilakukan, pengembangan tersebut menghasilkan 5 sub-kategori baru yang akan diolah
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan pendapat para ahli dalam
kesiapsiagaan bencana, tanggap darurat bencana, dan pencegahan bencana. Tujuan dari pengolahan
tersebut adalah memberikan bobot dan skroing untuk setiap sub-kategori, Prosedur Tetap sebesar
25,01%; Latihan Simulasi dan Sistem Komando Darurat sebesar 16,09%; Rencana Evakuasi,
Berlinding di Tempat dan Pertolongan Pertama sebesar 23,19%; Rencana Kebutuhan Dasar,
Peralatan dan Perlengkapan sebesar 18,78%; dan Rencana Kesinambungan Pendidikan dan
Reunifikasi Keluarga sebesar 16,93%. |
en_US |