dc.description.abstract |
Indonesia merupakan salah satu negara
dengan intensitas gempa yang tinggi,
hampir setiap harinya terjadi gempa
dengan waktu, lokasi dan besar gempa
yang berbeda. Seiring perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan melalui
rekam jejak gempa-gempa yang ada maka
pengetahuan tentang gempa itu sendiri
juga berkembang dan harus terus menerus
diperbaharui. Peraturan yang digunakan
di Indonesia adalah SNI 1726:2012 yang
menggunakan acuan dari ASCE 7-10, FEMA
P-7502009, International Building Code
2009, dan ASCE/SEI 7-10. Namun acuan
yang sudah digunakan sudah diperbaharui
menjadi ASCE 7-16, FEMA P-1050-15,
International Building Code 2015, dan
ASCE/SEI 7-16 sehingga dibuatlah RSNI2
1726:201X. SNI 1726:2012 DAN RSNI2
1726:201X memiliki beberapa perbedaan
diantaranya adalah perubahan peta gempa,
response spectrum, koefisien situs, dan
penskalaan. Dimana perubahan-perubahan
tersebut mungkin mempengaruhi cukup
signifikan pada struktrur yang didesain.
Model merupakan gedung beton bertulang 6
lantai berbentuk gabungan huruf E dan L
dengan iregularitas horizontal serta
vertikal. Analisis respons spektra
menunjukkan bahwa struktur yang sudah
memenuhi syarat apabila didesain
berdasarkan SNI 1726:2012 mengalami
kegagalan dalam beberapa elemen apabila
didesain menggunakan RSNI2 1726:201X
diantarnya adalah balok lantai 6 yang
beberapa mengalami kegagalan geser serta
beberapa kolom di lantai 2-5 dan seluruh
kolom di lantai 1. Struktur juga
mengalami peningkatan gaya gempa dan
simpangan antar lantai sebesar 1,3 kali.
Perubahan dimensi untuk balok lantai 6
serta beberapa kolom dan penambahan
tulangan pada kolom perlu dilakukan agar
struktur memenuhi kekuatan sesuai RSNI2
1726:201X |
en_US |