Abstract:
Indonesia disebut sebagai negara
berkembang dapat dilihat dari
perkembangan
infrastruktur yang tersedia di
Indonesia. Dengan demikian, kebutuhan
semen sebagai bahan dasar
pembuat beton akan bertumbuh sangat
pesat. Produksi semen yang semakin besar
tentunya dapat
membahayakan lingkungan sekitar karena
akan menghasilkan karbon dioksida yang
lebih besar.
Dikarenakan besarnya tuntutan untuk
mengontrol pencemaran lingkungan, maka
penelitian ini
bertujuan untuk mencari material
alternatif pengganti semen yang dapat
digunakan dalam membuat
campuran beton. Pada penelitian ini,
semen akan digantikan dengan slag
ferronikel halus dengan
kalium hidroksida (KOH) sebagai
aktivator dengan variasi molaritas KOH
sebesar 6M, 8M, dan
10M dan alkali-liquid to binder ratio
sebesar 0,5. Pengujian yang dilakukan
pada benda uji mortar
adalah kuat tekan (pengujian destruktif)
dan ultrasonic pulse velocity (UPV)
(pengujian nondestruktif).
Pengujian kuat tekan menggunakan benda
uji kubus berdimensi 50 × 50 × 50 mm3
dan
UPV menggunakan benda uji silinder
dengan diameter 50 mm dan tinggi 100 mm.
Dari hasil
pengujian, nilai kuat tekan yang paling
optimum adalah campuran dengan molaritas
KOH sebesar
8M dimana mencapai 33,46 MPa dan 42,01
MPa pada umur 28 dan 56 hari.
Dibandingkan dengan
kuat tekan mortar semen dengan w/c 0,5,
nilai kuat tekan tersebut 95.57% dan
100.05% pada umur
28 dan 56 hari. Nilai UPV yang pada
campuran dengan molaritas KOH sebesar
6M, 8M, dan 10
sebesar 3667.45 m/s, 3696,54 m/s, dan
3665,36 m/s.