dc.description.abstract |
Beton merupakan salah satu material penting pada dunia konstruksi. Beton pada umumnya
menggunakan semen Portland sebagai bahan dasar, akan tetapi semen dalam proses pembuatannya
menghasilkan gas CO2 yang tidak sedikit. Oleh karena itu, slag ferronikel halus digunakan sebagai
bahan alternatif pembuatan beton. Slag ferronikel halus memerlukan aktivator agar bisa bersifat
sebagai pengikat layaknya semen. Aktivator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalium
hidroksida (KOH). Pasta semen merupakan campuran dari air dan semen dan pasta slag adalah
campuran dari slag ferronikel halus dengan aktivator. Pada penelitian ini, pasta semen dan pasta
slag direndam dalam larutan sodium sulfat dengan konsentrasi 5% selama 1, 2, dan 4 minggu
setelah benda uji mencapai umur 28 hari. Komposisi yang digunakan pada pasta semen yaitu
dengan rasio semen air (w/c) sebesar 0,3; 0,4; dan 0,5 sedangkan untuk pasta slag menggunakan
rasio larutan alkali terhadap binder sebesar 0,5 dengan variasi molaritas kalium hidroksida sebesar
6, 8, dan 10M. Hasil kuat tekan rata-rata pasta semen dengan w/c sebesar 0,3; 0,4; dan 0,5 pada
hari ke-28 hari sebelum direndam larutan sodium sulfat sebesar 49,26; 38,00; 28,30 MPa.
Sedangkan kuat tekan pasta slag pada umur 28 hari dengan molaritas 6, 8, dan 10M sebesar 19,62;
21,79; dan 22,25 MPa. Setelah direndam larutan sodium sulfat selama 4 minggu, pasta semen
dengan w/c ratio 0,3; 0,4; dan 0,5 mengalami penurunan sebesar 6,09%; 5,74%; dan 7,07%,
sedangkan pasta slag dengan variasi molaritas 6, 8, dan 10M mengalami kenaikan sebesar 39,09%;
39,57%; dan 32,53%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasta slag kuat
terhadap serangan sulfat apabila dibandingkan dengan pasta semen. |
en_US |