Abstract:
Banyak hal yang dapat menyebabkan kematian di dunia, tetapi salah satu
penyebab yang membuat angka kematian di dunia menjadi tinggi adalah kecelakaan lalu
lintas. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena pengemudi mengalami kelelahan yang
disebabkan oleh kurangnya durasi tidur pengemudi saat mengemudikan kendaraannya.
Maka dari itu, penelitian akan dilakukan terhadap pengemudi yang kekurangan tidur agar
kantuk yang menyebabkan kelelahan tersebut dapat dikurangi atau dicegah menjadi
semakin tinggi. Mendengarkan musik klasik dengan berbagai tempo dapat menjadi salah
satu cara untuk mengurangi atau mencegah tingkat kantuk tersebut menjadi semakin
tinggi.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan simulator mengemudi pada
laboratory experiment. Ada beberapa variabel yang dilibatkan dalam penelitian, yaitu
variabel tidak bebas berupa rasio tingkat kantuk untuk mengukur kelelahan, variabel
bebasnya berupa variasi durasi tidur (kurang dari 5 jam dan diantara 5-7 jam) dan variasi
tempo musik klasik (lambat, sedang, dan cepat). Selain itu, variabel kontrol yang
dilibatkan adalah kondisi jalan yang monoton, durasi mengemudi selama 60 menit, suhu
ruang kemudi (26-29o C), volume musik (55-65 dB), jenis kelamin pengemudi (laki-laki),
dan daftar lagu yang diputar. Pengukuran tingkat kantuk dilakukan melalui indikator
subjektif berupa Karolinska Slepiness Scale (KSS) dan melalui indikator objektif dengan
Electroencephalogram (EEG). Objek penelitian adalah manusia yang terdiri dari 6
partisipan yang masing-masing diberikan 6 perlakuan yang merupakan kombinasi dari
variabel bebas yang diteliti. Data yang diperoleh dari KSS adalah skala tingkat kantuk
pengemudi sebelum dan sesudah penelitian yang kemudian diuji signifikansinya
menggunakan Uji Tanda (Sign Test). Data yang diperoleh menggunakan EEG adalah
aktivitas gelombang otak yang kemudian harus diolah dengan menggunakan perangkat
Matlab R2009A untuk mendapatkan power gelombang teta, alfa, dan beta. Setelah itu,
rasio tingkat kantuk yang didapatkan dihitung dengan persamaan (θ + α ) /β dan
dijadikan input uji ANOVA untuk menentukan faktor yang memengaruhi tingkat kantuk.
Hasil dari uji ANOVA yang dilakukan adalah faktor variasi durasi tidur dan
variasi tempo musik klasik mempengaruhi tingkat kantuk, tetapi interaksi antara kedua
faktor tidak mempengaruhi tingkat kantuk. Setelah dilakukan uji ANOVA, dilakukan Uji
Tukey yang memiliki hasil bahwa hanya pasangan level lambat-cepat memiliki perbedaan
secara signifikan. Perbedaan rentang tempo musik klasik yang lambat dan cepat
mengakibatkan perbedaan rasio tingkat kantuk yang dialami oleh pengemudi yang
mengalami kekurangan tidur. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat kantuk
pengemudi kekurangan tidur yang mengemudi di jalan monoton dipengaruhi durasi tidur
atau tempo musik klasik yang didengarkan. Tempo musik klasik yang dapat
menghasilkan tingkat kantuk terendah berdasarkan rasio tingkat kantuk adalah tempo
musik lambat (<90 bpm).