Abstract:
Berkembangnya negara Indonesia, mengakibatkan pembangunan infrastruktur semakin
pesat. Desain dan bentuk bangunan juga semakin unik dan kreatif, salah satu contohnya gedung
dengan skypark dimana berfungsi untuk menghubungkan dua gedung yang terpisah. Pada studi ini,
akan dibandingkan dua model yaitu model skypark tanpa dilatasi dan skypark dengan dilatasi.
Pengisi pada dilatasi menggunakan bahan karet berupa neophrene rubber sheet yang berfungsi
untuk meredam gaya tekan yang besar agar mencegah benturan antar skypark. Kedua model ini
akan dibandingkan untuk mengetahui desain mana yang lebih efisien. Analisis pada studi ini
menggunakan metode analisis dinamik elastik linier berupa analisis respons spektrum dengan
bantuan program ETABS. Dari hasil analisis diperoleh perbedaan gaya geser terbesar terjadi pada
lantai 16 dengan perbedaan sebesar 24,14% , dimana gaya geser pada struktur dengan dilatasi
terjadi lebih besar dibandingkan struktur tanpa dilatasi. Luas tulangan untuk model dengan
dilatasi, dibutuhkan luas tulangan yang lebih besar dibandingkan luas tulangan untuk model tanpa
dilatasi. Perbedaan luas tulangan terbesar terjadi pada daerah tumpuan untuk balok induk interior
sebesar 32,09%. Luas tulangan pada elemen kord khususnya pada arah Y untuk model dengan
dilatasi dibutuhkan lebih besar dibandingkan model tanpa dilatasi dengan perbedaan sebesar
32,03%. Dinding geser pada struktur tanpa dilatasi memiliki rata-rata nilai demand/capacity yang
lebih besar dibandingkan dengan struktur dengan dilatasi, perbedaan terbesar terjadi pada lantai 1
dengan perbedaan sebesar 21,82%.