dc.description.abstract |
Intensitas gempa bumi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga
kebutuhan akan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa menjadi hal yang sangat penting dan
harus terpenuhi di Indonesia. Pada gedung bertingkat, kolom merupakan elemen struktur yang
memiliki peranan sangat penting dikarenakan kolom dapat menahan gaya aksial yang bekerja pada
struktur yang kemudian akan ditransfer ke pondasi dan juga menjaga kestabilan struktur. Pada
skripsi ini peran kolom akan digantikan dengan elemen struktur lainnya yaitu dinding geser. Analisis
yang dilakukan menggunakan program ETABS yang mengacu pada peraturan SNI 1726:2012.
Model dengan sistem struktur penumpu dinding geser akan dianalisis pada kategori desain seismik
E dan C serta dibandingkan dengan model yang menggunakan sistem struktur rangka pemikul
momen khusus. Hasil analisis memberikan kesimpulan bahwa pada model dengan sistem struktur
penumpu dinding geser pada kategori desain seismik E memerlukan tulangan yang lebih banyak
dimana rasio rata-rata tulangan longitudinal sebesar 4,201% serta lebar dinding yang terbesar adalah
300 mm, sedangkan pada kategori desain seismik C memerlukan tulangan yang lebih sedikit dimana
rasio tulangan longitudinal rata-rata sebesar 1,153% serta lebar dinding yang terbesar adalah 230
mm. Model dengan sistem penumpu dinding geser apabila dibandingkan dengan model rangka
pemikul momen khusus pada kategori desain seismik E memiliki berat beton dan tulangan yang
lebih besar sebesar 0,11% dan 46,32%, sedangkan model dengan sistem penumpu dinding geser
apabila dibandingkan dengan model rangka pemikul momen khusus pada kategori desain seismik C
memiliki berat beton yang lebih besar sebesar 2,38% namun berat tulangan yang dimiliki lebih kecil
1,15%. Struktur dengan penumpu dinding geser memiliki luas daerah bersih yang lebih besar
dibandingkan dengan struktur rangka pemikul momen khusus. |
en_US |