Abstract:
Dewasa ini, intensitas gempa bumi di
Indonesia semakin meningkat, tentunya
hal tersebut mempengaruhi potensi
terjadinya tsunami. Hal tersebut menjadi
dasar dibangunnya struktur bangunan yang
tahan terhadap beban gempa dan mampu
menahan pengaruh dari tsunami. Dari
kejadian-kejadian tsunami sebelumnya,
korban bencana tsunami lebih banyak
disebabkan oleh puing-puing bangunan
yang hancur diakibatkan oleh tsunami,
puing-puing tersebut terbawa arus dan
tidak jarang pula menghantam bangunan-
bangunan di sekitarnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan struktur yang dapat menahan
beban yang diakibatkan oleh puing
bangunan tersebut. Penelitian dilakukan
dengan 2 metode, yaitu studi pustaka dan
studi analisis. Studi pustaka dilakukan
untuk memahami konsep beban tsunami dan
syarat-syarat tambahan untuk bangunan
yang berfungsi sebagai bangunan
evakuasi, dan untuk studi analisis
dilakukan analisis terhadap struktur
menggunakan program ETABS dimana beban
tsunami yang diinput mengacu pada ASCE
7-16. Struktur yang didesain merupakan
struktur beton bertulang dengan
pembebanan tsunami yang terdiri dari
beban hidrostatik, beban hidrodinamik
dan beban puing dimana ketinggian
genangan tsunami diasumsikan setinggi
4,2 meter. Dengan beban tsunami arah
450, hasil analisis memberikan
kesimpulan bahwa beban tsunami tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap respon struktur dari bangunan
evakuasi dengan nilai Ie 1,5, dimana
bangunan yang menahan beban tsunami
membutuhkan penambahan luas penampang
kolom sebesar 4,167% dan penambahan
kebutuhan tulangan longitudinal pada
balok sebesar 19,7% pada tumpuan dan
9,82% pada bagian lapangan.