dc.contributor.advisor |
Heatubun, Fabianus Sebastian |
|
dc.contributor.author |
Wijaya, Benedictus Raditya |
|
dc.date.accessioned |
2019-10-02T00:54:43Z |
|
dc.date.available |
2019-10-02T00:54:43Z |
|
dc.date.issued |
2019 |
|
dc.identifier.other |
skp37949 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/9123 |
|
dc.description |
624-FF |
en_US |
dc.description.abstract |
Fenomena alienasi telah merenggut otentisitas diri manusia. Fenomena tersebut membuat manusia mengalami pengalaman ketidakberdayaan, putus asa, dan selalu merasa dijauhkan oleh orang lain dalam lingkungannya. Situasi dan kondisi ini menyebabkan manusia tidak dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Dari sebab itu, manusia perlu menemukan kembali jati dirinya supaya dapat menghadapi dan mengatasi fenomena alienasi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan berjumpa dan berelasi yang baik kepada sesama secara riil. Selain itu, semangat bela rasa juga dapat memampukan manusia untuk lebih mengutamakan kepentingan bersama, bukan mendahulkukan kepentingan ego pribadi. Hal itu diperlukan supaya manusia dapat membangun diri yang otentik sehingga dalam tindakannya tidak lagi membuat orang lain merasa terasing. Oleh karenanya, manusia perlu membangun diri yang otentik supaya mampu menciptakan keakraban dan keharmonisan antar sesama |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan |
en_US |
dc.title |
Membangun diri yang otentik dalam menghadapi fenomena alienasi |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
2015510011 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
0420015701 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI612#Ilmu Filsafat |
|