Abstract:
Desain dan fungsi bangunan tidak dapat terhindar dari adanya ketidakberaturan dan bukaan pada struktur bangunan. Bagi Indonesia yang rawan terhadap gempa, bangunan harus didesain untuk menahan gaya seismik. Pada umumnya, elemen horizontal penahan gaya seismik adalah diafragma, kord dan kolektor. Peran diafragma sebagai elemen horizontal adalah untuk menghindari adanya defleksi yang tidak seragam pada gedung sesuai dengan sifat diafragma. Studi ini meneliti perilaku diafragma pada struktur gedung beton bertulang 6 lantai berbentuk L yang memiliki ketidakberaturan horizontal tipe 2, dengan variasi posisi dan ukuran bukaan. Diafragma yang ditinjau adalah pada lantai satu, tiga dan lima. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ETABS 2016 dengan menggunakan metode alternatif ASCE7-16. Deformasi pada diafragma dengan bukaan sebesar 21% dari luas lantai mencapai 13 kali lebih besar dibandingkan diafragma dengan bukaan sebesar 2% dari luas lantai walaupun deformasi yang terjadi sangat kecil. Untuk ukuran bukaan yang sama, posisi bukaan pada diafragma bangunan bentuk L yang terletak pada ujung-ujung bangunan menghasilkan momen resultan maksimum terbesar akibat gaya lateral tiap arah dibandingkan pada posisi bukaan lainnya. Momen resultan maksimum akibat gaya lateral pada arah sejajar sisi panjang bukaan, lebih kecil dibandingkan model dengan bukaan yang kecil, sedangkan pada arah tegak lurus sisi panjang bukaan lebih besar.