Abstract:
Keterbatasan lahan mengakibatkan pembangunan gedung bertingkat semakin berkembang. Gedung
bertingkat memerlukan kekakuan yang cukup agar mampu menahan beban lateral akibat gempa.
Kekakuan pada struktur gedung baja dapat ditingkatkan dengan menggunakan sistem rangka
bresing. Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE) memiliki kekakuan yang lebih tinggi
dibandingkan Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM) dan memiliki daktilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK). Pada skripsi ini, dilakukan
analisis gedung baja enam lantai yang berfungsi sebagai apartemen dengan SRBE berkonfigurasi
Inverted - V dan Two Story - X. Berdasarkan hasil analisis respons spektrum, model Inverted - V
memiliki kekakuan yang lebih tinggi dibandingkan model Two Story - X sehingga simpangan antar
lantai yang terjadi lebih kecil. Berdasarkan hasil analisis pushover, model Two Story - X memiliki
kapasitas menahan beban lateral lebih besar dan 57.980 persen lebih daktail dibandingkan dengan
model Inverted - V. Berdasarkan hasil analisis riwayat waktu, simpangan antar lantai pada model
Two Story - X akibat rekaman percepatan gempa Kobe, Northridge, dan El-Centro untuk kedua arah
dominan lebih besar dibandingkan dengan model Inverted - V, akan tetapi tetap bernilai lebih rendah
dibandingkan dengan batas simpangan antar lantai izin. Kedua model memiliki tingkat kinerja yang
sama yaitu Life Safety. Disimpulkan bahwa SRBE dapat bekerja lebih baik dengan konfigurasi yang
memiliki jumlah elemen link lebih sedikit sehingga dapat banyak mendisipasikan beban lateral.