Abstract:
Berkurangnya lahan akibat pembangunan infrastruktur seperti perumahan dan gedung, mengakibatkan gedung direncanakan dan dibangun secara vertikal atau bertingkat. Seiring dengan berkembangnya zaman, gedung-gedung bertingkat mulai diintegrasikan antara gedung satu dengan gedung yang lainnya dengan cara dibuat koneksi-koneksi antar gedung, salah satunya adalah dengan penambahan sky bridge. Pada skripsi ini, gedung yang dianalisis adalah dua gedung beton bertulang 12 lantai yang disambungkan dengan sky bridge baja semikantilever 3 lantai dengan bentang 6 meter dan digunakan kaca sebagai penutup sky bridge. Analisis yang digunakan adalah analisis respons spektrum dan dengan bantuan program ETABS. Dari hasil analisis, diperoleh bahwa gedung memerlukan dinding geser, pada arah X setebal 350 mm dan pada arah Y setebal 300 mm, untuk mencegah terjadinya dominan torsi. Periode getar gedung tanpa dinding geser adalah 2,014 detik sedangkan dengan dinding geser adalah 1,389 detik. Gaya geser dasar akibat gempa arah X adalah 7648,66 kN dan akibat gempa arah Y sebesar 7690,71 kN. Pada sky bridge semikantilever ditambahkan sling baja berdiameter 54 mm dengan kekuatan tarik maksimum 203 ton untuk mengurangi lendutan yang terjadi pada sky bridge. Dengan sling baja, lendutan terbesar yang terjadi pada balok sky bridge lantai 5, 6, dan 7 berkurang sekitar 55 sampai 57 persen.