Abstract:
Bambu merupakan material yang sering dijumpai dalam komponen struktur dan konstruksi. Belakangan ini penggunaan bambu semakin berkembang hingga muncul inovasi tulangan bambu. Selain ramah lingkungan, bambu juga memiliki kuat tarik yang tinggi sehingga dapat dijadikan alternatif dari tulangan baja. Namun demikian, pengunaan bambu sebagai tulangan memerlukan treatment yang tepat. Hal ini dikarenakan bambu merupakan material alam sehingga dapat membusuk dan lapuk. Walaupun kuat tarik bambu tinggi, namun bambu memiliki masalah pada daya lekatannya. Kulit bambu cenderung licin dan dapat terjadi slip ketika dipasang sebagai tulangan. Pada penelitian ini dilakukan eksperimental perhitungan kuat lekat bambu sebagai tulangan dengan berbagai variasi bentuk yaitu polos dan ulir. Pengujian dilakukan dengan metode Pull Out Test dan benda uji berupa kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm sebanyak 24 buah.
Dari hasil pengujian didapatkan kuat tarik bambu temen sebesar 181.03 MPa. Pada pengujian Pull Out Test, bilah bambu dengan uliran memiliki kuat lekat yang lebih tinggi dibandingkan dengan bilah bambu polos. Hal ini dikarenakan uliran pada bilah bambu memberikan tahanan yang lebih kuat sehingga menghasilkan kekuatan lekat yang lebih besar. Hasil pengujian kuat lekat untuk bambu polos dan bambu ulir dengan panjang penyaluran 75 mm dan 150 mm berturut-turut adalah 0.922MPa, 0.839MPa, 1.160MPa, dan 1.285MPa. Hasil yang didapat sangat bervariasi dikarenakan berbagai faktor misalnya bilah bambu yang memiliki noda, adanya mata bambu, bilah bambu yang tidak di treatment, dan sebagainya.