Abstract:
Semakin besarnya permintaan pasar terhadap kebutuhan pangan menyebabkan perusahaan yang bergerak dalam industri tersebut saling bersikap kompetitif untuk memperoleh konsumennya. Persaingan tersebut ditujukan agar setiap perusahaan dapat memaksimasi keuntungan yang akan diperoleh. Cara yang pada umumnya digunakan untuk memaksimasi keuntungan suatu perusahaan adalah dengan meminimasi total biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Salah satu cara untuk meminimasi total biaya, perusahaan harus membuat sistem persediaan yang baik sehingga tidak terjadi stockout. Saat ini, PT X masih belum memiliki sistem persediaan yang cukup baik karena PT X masih mengandalkan intuisi manajer dalam menentukan pemesanan produk ke supplier. Produk PGC2B, AJTFB, MAJU2, dan MACO2 merupakan produk yang sangat laku terjual pada PT X dengan jumlah stockout yang cukup besar.
Metode persediaan yang diusulkan untuk PT X merupakan metode fixed order interval system atau metode T sehingga dapat melakukan joint order. Metode ini merupakan metode dengan pemesanan yang dilakukan secara bersamaan dan pada interval waktu yang optimal yaitu 5 hari. Penggunaan metode T dengan joint order menghasilkan total biaya persediaan untuk supplier DCIBT sebesar Rp 11.328.759,90 dan supplier PTA sebesar Rp 14.571.346,87
Kenaikan harga juga terjadi pada produk yang diteliti pada saat hari raya lebaran. Penanganan yang dilakukan PT X dalam menghadapi kenaikan harga tersebut masih belum dilakukan. Metode yang diusulkan untuk PT X merupakan metode known price increase sehingga PT X dapat menentukan jumlah pemesanan khusus yang optimum sehingga menghasilkan penghematan yang optimum pula. Penghematan yang diperoleh sebesar Rp 45.918.092,95 untuk produk PGC2B, sebesar Rp 38.593.041,16 untuk produk AJTFB, sebesar Rp 54.281.362,42 untuk produk MAJU2 dan sebesar Rp 43.220.913,16 untuk produk MACO2.