Abstract:
“Cafe Cafe-an” merupakan sebuah resto cafe yang menjual makanan dan minuman. “Cafe Cafe-an” berada dekat dengan Universitas Telkom, sehingga mahasiswanya menjadi target pasar utama. “Cafe Cafe-an” sudah mulai beroperasi pada 10 Oktober 2016. Pada awal berdirinya “Cafe Cafe-an” tidak terlalu memikirkan perencanaan strategi bisnis yang tepat untuk digunakan. Setelah setahun berjalan, omset penjualan yang didapatkan tidak pernah mencapai target omset sesuai dengan keinginan dan perhitungaan owner dan founder agar mendapat keuntungan yang layak dari bisnis yang dijalankan ini.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk merencanakan pengembangan strategi bisnis yang tepat untuk “Cafe Cafe-an”. Langkah awal dilakukan wawancara dengan owner dan founder serta observasi di “Cafe Cafe-an” untuk membuat Business Model Canvas sebagai faktor internal dan mendeskripsikan keadaan bisnis saat ini. Selanjutnya dilakukan wawancara dan observasi dengan orang – orang yang berkepentingan di lingkungan sekitar “Cafe Cafe-an” untuk melakukan analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi) dan Five Force Porter’s Model untuk faktor eksternal dari “Cafe Cafe-an”. Setelah melakukan ketiga metode tersebut, dibuatlah analisis SWOT dan analisis TOWS untuk membuat strategi yang mungkin akan dilakukan. Terdapat tiga buat analisis skenario, yaitu skenario Optimistic “Win A Customer’s Heart”, strategi Most Likely “Everything Was Just Perfect”, dan strategi Pessimistic “Happy Enough With It”.
Dilakukan perkiraan persentase pendapatan yang menjadi kenaikan omset “Cafe Cafe-an” bila menjalankan strategi tersebut yang telah didiskusikan dengan empat orang expert di bidang kuliner. Lalu melakukan perhitungan cost pengorbanan yang digunakan untuk menjalankan strategi tersebut. Hasilnya diperlihatkan dan didiskusikan dengan owner dan founder “Cafe Cafe-an” sehingga terpilihlah strategi Optimistic “Win A Customer’s Heart” sesuai dengan hal – hal yang telah dipertimbangkan. Strategi tersebut sudah diimplementasikan sejak tanggal 1 November 2017 hingga April 2018. Setelah dilakukan implementasi selama enam bulan, terjadi adanya kenaikan omset setiap bulannya, namun belum seluruhnya mencapaikan target kenaikan omset yang sesuai dengan ekspektasi para expert. Kenaikan omset yang diperkirakan sebesar Rp 10.417.500,00 sedangkan rata – rata kenaikan omset selama enam bulan tersebut adalah Rp 8.734.500,00 sehingga masih adanya kekurangan kenaikan omset dari yang diekspektasikan. Dengan demikian diharapkan implementasi strategi terpilih di bulan – bulan berikutnya bisa menghasilkan kenaikan omset yang sesuai.