Abstract:
Perkerasan lentur merupakan salah satu jenis perkerasan jalan raya. Perkerasan lentur merupakan perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaannya. Perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi salah satu pedoman untuk perencanaan perkerasan lentur di Indonesia yaitu Manual Desain Perkerasan Jalan yang mengadopsi pedoman perencanaan perkerasan di Australia yaitu Austroads. Kedua pedoman desain tersebut menerapkan metode mekanistik empiris. Model struktur perkerasan yang dianalisis adalah perkerasan lentur dengan lapis pondasi berbutir. Perhitungan repetisi izin beban memerlukan nilai regangan kritis yang diperoleh dari hasil output program KENPAVE. Kemudian perhitungan repetisi izin beban didasarkan pada dua kriteria kerusakan yaitu fatik aspal dan deformasi permanen tanah dasar. Nilai repetisi izin beban yang menentukan adalah nilai terkecil dari hasil analisis repetisi izin beban berdasarkan kedua kriteria kerusakan tersebut.
Hasil evaluasi bagan desain membuktikan bahwa penggunaan bagan desain untuk merancang tebal perkerasan akan menimbulkan ketidakefektifan dan
ketidakpastian dalam perancangan tebal perkerasan. Sehingga, dibuat grafik desain tebal perkerasan lentur dengan nilai modulus elastisitas lapis permukaan (E1) yang dihitung berdasarkan kondisi temperatur perkerasan di Indonesia yaitu sebesar 2592 MPa untuk memudahkan dalam perencanaan tebal perkerasan. Grafik tersebut dibuat dengan memilih variasi tebal perkerasan lentur serta dengan variasi nilai CBR tanah dasar.