Abstract:
New Media sudah menjadi alat yang digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia dalam kegiatan sehari-hari. Teknologi informasi dan komunikasi yang disediakan oleh New Media sangat mudah dan menarik untuk digunakan. Salah satu hasil dari kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi dalam dunia media adalah YouTube, berperan sebagai platform New Media yang menyajikan berbagai macam konten video di dalamnya yang dapat membentuk pikiran dan pendapat masyarakat. Kebebasan dalam mengunggah konten video ke situs YouTube membuat masyarakat menggunakannya untuk berbagai tujuan, salah satunya adalah untuk mengunggah konten video bertema orientasi seksual.
Isu orientasi seksual atau yang biasa disebut dengan Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Transeksual serta Queer + (Questioning) disingkat LGBTQ masih sangat tabu untuk dibahas dan tidak sering muncul di dalam media terlebih lagi dipertontonkan. Namun karena kebebasan dalam mengunggah konten yang disediakan oleh YouTube, tema LGBTQ menjadi lebih banyak ditemukan. Ditambah lagi posisi YouTube yang mendukung LGBTQ. Media dianggap dapat membantu untuk mengkonstruksi realitas sosial, dengan luasnya lingkup penonton dari YouTube, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana peran YouTube sebagai platform New Media dapat mengkonstruksi realitas sosial mengenai orientasi seksual di dua negara pembanding, yang memiliki angka terbesar dalam penggunaan YouTube di Asia Tenggara, yaitu Indonesia dan Thailand, lebih spesifik kedua ibukota di Jakarta dan Bangkok. Oleh karena itu teori konstruktivisme milik Berger dan Luckmann yang lebih berfokus kepada konstruksi realitas sosial digunakan oleh penulis dalam mengkaji peran YouTube dalam melakukan konstruksi realitas sosial mengenai orientasi seksual, melalui;
Konten video bertemakan LGBTQ didalam YouTube, YouTube Partners, Online Influencers, kampanye #ProudtoLove, komunitas YouTube, engagement, Creator for Change dan juga YouTube Creator.