Volatilitas harga minyak dunia tahun 2011-2016 dan strategi Oil-Dependent Countries dalam mencapai ketahanan energi : studi kasus Tiongkok

Show simple item record

dc.contributor.advisor Kartasasmita, Giandi
dc.contributor.author Putra, Maria Bernardus Raynaldo Satyawan
dc.date.accessioned 2019-08-03T04:42:46Z
dc.date.available 2019-08-03T04:42:46Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp37766
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8593
dc.description 8683 - FISIP en_US
dc.description.abstract Popularitas minyak sebagai sumber energi konvensiona1 yang berkembang sejak awal abad ke-20 telah menciptakan banyak oil-dependent countries. Sayangnya, sektor minyak sangat rentan terhadap gejolak politik yang seringkali menyebabkan terjadinya disrupsi penawaran-volatilitas harga. Tahun 2011-2016 merupakan periode volatilitas harga minyak dunia yang terparah, dan menjadi tantangan bagi oil-dependent countries untuk mencapai ketahanan energi. Dalam kasus Tiongkok sebagai major consumer, naik-turunnya hargaminyak pada periode ini menjadi pedang bermata dua karena posisinya sebagai major importer sekaligus major producer. Namun nyatanya, posisi yang kompleks ini tidak menghalangi Tiongkok untuk mencapai kebutuban minyaknya. Maka, penelitian ini menganalisis strategi minyak Tiongkok dalam mencapai ketahanan energi dalam periode volatilitas harga minyak. Untuk menjawab permasalalian ini, penulis menggunakan teori dan sejurnlah konsep. Dengan teori Nasionalisasi Sumber Daya yang merupakan turunan dari Neo-Merkantilisme, ditemukan bahwa aktor-aktor yang mengontrol sektor minyak Tiongkok adalah Pemerintah Pusat dan NOCs. Di lingkup domestik, Pemerintah Pusat menggunakan kapasitas politiknya agar NOCs bisa memonopoli pasar dan mengontrol produksi. Di lingkup internasional, Pemerintah Pusat melakukan diplomasi ekonomi untuk mencapai national interest Tiongkok, yaitu dominasi kontrak dan ladang minyak luar negeri oleh NOCs. Variabel-variabel dalam energy security juga digunakan untuk membuktikan keberhasilan strategi Tiongkok. Pada akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa nasionalisasi minyak Tiongkok berhasil karena kekuatan politik Pemerintah Pusat memudalikan langkah NOCs, sedangkan NOCs terdesentralisasi sehingga tetap sensitif terhadap sinyal pasar dan meminimalisasi risiko-risiko perusahaan. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Tiongkok en_US
dc.subject oil-dependent countries en_US
dc.subject major producer en_US
dc.subject major importer en_US
dc.subject volatilitas harga en_US
dc.subject nasionalisasi energi en_US
dc.subject Pemerintah Pusat en_US
dc.subject NOCs en_US
dc.title Volatilitas harga minyak dunia tahun 2011-2016 dan strategi Oil-Dependent Countries dalam mencapai ketahanan energi : studi kasus Tiongkok en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015330073
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430098002
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account