dc.description.abstract |
Jepang merupakan negara yang memegang kuat tradisi. Jepang sudah melakukan perburuan ikan paus dan ikan lumba-lumba sejak tahun 1950-an. Drive fisheries adalah cara yang dilakukan oleh nelayan Jepang dimana para nelayan mengepung sekelompok ikan lumba-lumba yang berada di perairan lepas kemudian menggiring mereka ke perairan yang lebih dangkal. Ketika ikan lumba-lumba tersebut sudah berkumpul di antara kepungan kapal dan jala di perairan yang sempit, para nelayan menusuk-nusuk kelompok itu hingga mati. Drive fisheries tidak hanya untuk mengambil daging ikan-ikan tersebut, tetapi juga mengambil dalam keadaan hidup. Pesatnya perkembangan hiburan taman air turut memberi andil yang besar dalam perkembangan kegiatan ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan peran media massa, khususnya media film melalui film dokumenter The Cove dalam menyikapi masalah kegiatan Drive Fisheries di Taiji, Jepang. Dalam kurun waktu 2010 – 2012. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan teknik studi dokumen yang bersumber dari situs-situs internet, laporan resmi, makalah dan jurnal ilmiah. Teori-teori yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam mengerjakan penelitian ini adalah teori pluralisme, teori media massa, teori globalisme, teori komunikasi internasional. Teori ini mampu menjelaskan bagaimana media bisa menyebarluaskan isu yang terjadi
Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh film dokumenter The Cove terhadap kegiatan drive fisheries di Taiji, Jepang dengan tujuan untuk mendeskripsikan peran media film melalui film dokumenter The Cove dalam menyikapi masalah kegiatan Drive Fisheries di Taiji, Jepang, dalam kurun waktu 2010-2012. Film The Cove ini mampu menarik perhatian pemerintah Jepang, dan aktivis, dan masyarakat internasional. Film ini juga mampu menarik para aktivis untuk melihat langsung kegiatan drive fisheries, dan juga menarik lembaga swadaya masyarakat untuk menekan pemerintah untuk mengubah kebijakan terkait drive fisheries, walaupun tidak membuahkan perubahan. |
en_US |