Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa Amerika Serikat menggunakan soft approach terhadap kebangkitan kekuatan China. Kebangkitan kekuatan tersebut melibatkan perkembangan ekonomi, modernisasi militer, dan intensitas diplomasi multilateral. Dari aspek modernisasi militer pengembangan senjata ofensif menjadi ancaman untuk operasi maritim AS dan intensitas diplomasi multilateral mengancam posisi AS sebagai kekuatan eksternal di kawasan tertentu. Terlepas dari fakta bahwa China memiliki setiap hal yang menjadikannya ancaman bagi status quo, respons AS terhadap kebangkitan kekuatan China cukup diplomatis kontras dengan respons agresif AS terhadap entitas yang pernah menjadi ancaman di tahun-tahun sebelumnya. Soft approach yang dilakukan oleh AS merupakan upaya untuk mengintegrasikan China ke dalam tatanan internasional dan juga untuk menghindari kemungkinan konflik yang dapat terjadi akibat friksi dari kedua negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kerangka teori power transition oleh A.F.K Organski. Hal yang paling signifikan yang ditemukan penelitian ini adalah fokus China untuk meningkatkan kekuatannya merupakan tanda disorientasi China dengan tatanan internasional dan hal tersebut dapat menimbulkan konflik. Maka dari itu upaya soft approach AS merupakan upaya untuk mengintegrasikan China dengan tatanan internasional.