Abstract:
Paska tahun target Millenium Development Goals pada tahun 2015, pemberantasan kelaparan di dunia memberikan pengaruh yang signifikan. Namun ada masalah lain yang terabaikan, yaitu munculnya statistik penyakit terkait kekurangan gizi juga degradasi kualitas tanah di beberapa daerah yang memiliki hasil produksi pertanian yang besar. Sustainable diets dapat menjadi solusi, karena tidak hanya pada makanan yang siap makan namun sustainable diets berusaha membenahi sistem pangan sehingga produksi pangan dapat diminimalisir pengaruhnya pada lingkungan dan menghasilkan makanan dengan nutrisi yang baik. Uganda Merupakan salah satu negara penyumbang hasil produksi pertanian terbesar di Afrika Timur, namun memiliki peringkat angkat stunting pada anak yang tinggi. Demi melakukan perubahan ini, sebuah non-governmental organization asal Belanda, Hivos bermitra dengan International Institute for Environment and Development di dalam program food change lab di beberapa negara. Food change lab di Uganda mengambil lokasi di distrik Kabarole sebagai salah satu penghasil produksi pertanian yang besar bagi Uganda dan negara tetangganya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Hivos dalam menerapkan inovasi perubahan sosial dengan tujuan sustainable diets for all dalam program food change lab for all pada tahun 2015-2017 di distrik Kabarole, Uganda. Untuk itu penulis menggunakan teori ekonomi liberal, Teori pembangunan oleh Todaro dan Smith, dan teori non-governmental organization oleh Karen Mingst. Penulis menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif dengan melakukan pengumpulan data dan fakta melaluli studi literatur, laporan kegiatan programm terkait, jurnal, website, dan berbagai media publikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Hivos dalam menjalankan program food change lab demi mencapai sustainable diets for all berperan untuk menggerakan masyarakat pada level akar rumput untuk bertindak dan melakukan inovasi dalam perubahan sosial.