Abstract:
Sebuah perusahaan multinasional bisa menjadi sebuah instrumen dari aktivitas nation branding. Meskipun seringkali perusahaan lebih berbasis kepada profit dan fokus kepada penjualan. IKEA merupakan perusahaan furnitur terbesar di dunia yang dulunya hanya berasal dari kota kecil di Swedia. Setiap memutuskan untuk membuka cabang IKEA, Swedia selalu diikutsertakan, mulai dari kebudayaan, hingga warna bendera yang menjadi warna logo IKEA. Tidak terkecuali di Indonesia, IKEA tetap membawa kebudayaan Swedia yang menjadi ciri khasnya.
Dalam menganalisa aktivitas ini pertanyaan penelitian yang dijadikan acuan adalah “bagaimana upaya IKEA dalam menjadi instrumen nation branding Swedia?” dan teori yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah teori Konstruktivisme yang fokus kepada aktivitas sosial yang dilakukan oleh manusia sebagai aktor, bukannya negara. Teori Konstruktivisme ini dibantu oleh konsep nation branding yang sama-sama dilakukan oleh aktor non-negara, akan tetapi aktor non-negara hanya bisa memengaruhi pembangunan opini publik. IKEA, perusahaan yang dari awal kehadirannya menonjolkan inovasi dan hal-hal yang tidak biasa, lambat laun telah dikenal sebagai perusahaan yang berasal dari Swedia. Upaya IKEA dianggap jauh lebih berhasil dari upaya yang dilakukan pemerintahan Swedia sendiri. Tidak terkecuali dengan IKEA Indonesia, upaya yang dilakukan oleh IKEA adalah dengan membawa inovasi, melakukan kolaborasi dengan seniman lokal Indonesia, membawa kuliner khas Swedia, dan logo IKEA yang berasal dari bendera Swedia. Namun upaya IKEA tidak bisa lebih jauh dari itu karena posisinya sebagai bisnis yang hanya bisa memengaruhi pembangunan opini publik terhadap Swedia, selebihnya intervensi negara sebagai aktor utama tetaplah diperlukan dalam melakukan perjanjian atau kerjasama.