Abstract:
Eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak dalam misi pemeliharaan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap tujuan, prinsip, dan kode etik PBB. Pada tahun 2015-2017, mayoritas pelanggaran tersebut terjadi dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah, MINUSCA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan pasukan perdamaian MINUSCA melakukan eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak. Isu eksploitasi dan pelecehan ini menjadi penting karena pasukan pemelihara perdamaian yang seharusnya memberi rasa aman pada masyarakat sipil, justru memberi ancaman keamanan dan perdamaian. Oleh karena itu, muncul sebuah pertanyaan penelitian, “Apa faktor penyebab eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak dalam MINUSCA?”
Teori dan konsep yang digunakan untuk mengetahui faktor penyebab eksploitasi dan pelecehan seksual dalam MINUSCA tersebut, di antaranya adalah feminisme global/post-kolonial dan power over. Teori feminisme global/post-kolonial digunakan penulis untuk mengetahui konteks dinamika politik dan ekonomi dunia ketiga yang berdampak pada isu gender. Sedangkan power over, yang ditentang oleh feminis karena memiliki kecenderungan maskulin, memberi gambaran lebih jauh mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya eksploitasi dan pelecehan seksual tersebut.
Melalui penelitian ini dihasilkan analisa tiga faktor penyebab eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak dalam MINUSCA. Faktor-faktor tersebut adalah politik dan ekonomi, serta imunitas yang dimiliki oleh pasukan pemelihara perdamaian.