Abstract:
Penelitian yang berjudul "Dilema Korea Selatan terhadap Era G2 (2003- Mei 2017)" ini berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu "Bagaimana Kebijakan Luar Negeri yang dijalankan oleh Korea Selatan terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok?" Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan dampak dari
strategi dan kebijakan luar negeri Korea Selatan terhadap kedua negara yang dapat dianggap sebagai negara yang memiliki kekuasaan besar di dunia yaitu Tiongkok dan
Amerika Serikat. Penelitian ini mengacu kepada teori Strategy of Hedging yang berargumen bahwa lebih baik menghindar bila negara berada dalam situasi sulit untuk
menentukan kebijakan yang tepat.
Penelitian menemukan bahwa Korea Selatan sebagai negara yang berhubungan
erat dengan Amerika Serikat dan Tiongkok, menggunakan strategi Hedging untuk
mengatasi dilema yang terjadi dalam hubungannya dengan negara-negara berpengaruh.
Strategi Hedging dianggap pilihan yang tak terelakkan untuk bertahan hidup bagi Korea
Selatan yang terletak di semenanjung Korea secara geopolitik. Pada masa Pemerintahan
Roh Muhyun, Korea Selatan cenderung dekat dengan Tiongkok untuk mengambil inisiatif
dan peran penyeimbang di wilayah Asia Timur Laut di mana kepentingan kekuatan-kekuatan
besar terjalin. Berbeda dengan masa sebelumnya, Pemerintahan Lee
Myeongbak cenderung dekat dengan Amerika Serikat untuk mengembalikan hubungan
baik dalam ROK-AS yang telah menjadi terdegradasi karena dampak Pemerintahan Roh.
Terakhir, Pemerintahan Park Geunhye ingin dekat dengan kedua negara secara bersamaan
sehingga pemerintahan saat itu berusaha membangun hubungan baik dengan Tiongkok
dan Amerika Serikat. Kebijakan luar negeri yang berbeda dalam tiga pemerintahan
tersebut, dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengatasi dilema dalam tuntutan untuk
menerapkan kebijakan luar negeri yang tepat agar hubungan baik tetap terjaga dengan
kedua negara-negara G2 tersebut.