Abstract:
Penelitian ini didasarkan pada masalah yang dirumuskan sebagai berikut:apa latar belakang dan bagaimana implementasi kebijakan 'Sippenhaft' oleh pemerintah Jerman kepada perwira militer Jerman yang tergabung dalam NKFD dan BDO pada era Perang Dunia Kedua dalam memperkuat kedudukan rezim pemerintahan Adolf Hitler di Jerman? Dalam menganalisa masalah tersebut, peneliti menggunakan Teori Konstruksi Realita Sosial dari mazhab Konstruktivisme menurut Nicholas Onuf yang secara umum menjelaskan bahwa hubungan internasional merupakan sesuatu yang dikonstruksi secara sosial.
Penelitian ini menemukan beberapa dampak signifikan. Pertama, Sippenhaft merupakan sesuatu yang memiliki sumber pada akhir Perang Dunia Pertama. Pemikiran anti-semit yang lumrah pada waktu itu menjadi sebuah dasar bagi Sippenhaft. Selanjutnya, naiknya Hitler pada tampuk kekuasaan di Jerman merupakan sesuatu yang sarat intrik, hal ini menciptakan kekuatan pada diri Hitler apabila suatu saat dirinya juga akan menjadi korban dari tindakan serupa. Hal ini memunculkan kebutuhan Hitler untuk menciptakan sebuah instrumen seperti Sippenhaft untuk mencegah hal tersebut. Jalannya Perang Dunia Kedua yang tidak sesuai dengan rencana Hitler juga ikut membuat Hitler semakin menambah ketakutan Hitler, dengan demikian keberadaan instrumen seperti Sippenhaft menjadi semakin penting.
Kedua, pada awalnya Sippenhaft diimplementasikan kepada masyarakat sipil di Jerman untuk mencegah tindakan melawan rezim. Akan tetapi, Hitler sadar bahwa kunci dari kudeta yang sukses adalah militer, dengan demikian Sippenhaft pada akhirnya juga menarget militer Jerman. Memasuki fase akhir Perang Dunia Kedua. Sippenhaft lebih banyak digunakan sebagai instrumen militer dan politik untuk memaksa Jerman agar tetap melanjutkan perang secara khusus Sippenhaft digunakan untuk menarget para perwira militer Jerman yang tergabung dalam NKFD dan BDO.