Terorisme internasional dan fenomena ISIS di Indonesia

Show simple item record

dc.contributor.author Djelantik, Sukawarsini
dc.contributor.author Akbar, Taufan Herdarsyah
dc.date.accessioned 2017-02-02T08:09:12Z
dc.date.available 2017-02-02T08:09:12Z
dc.date.issued 2016
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/823
dc.description.abstract Proses demokratisasi di Kawasan Timur Tengah dan Afrika (MENA), atau yang dikenal sebagai Arab Spring, menyebabkan instabilitas di kawasan. Berdirinya negara Islam atau the Islamic State OF Iraq and Syria (ISIS/IS) pasca revolusi telah mengancam keamanan t idak saja negara-negara MENA, juga meluas ke kawasan lainnya. Di Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya, ancaman terhadap keamanan berupa aksi-aksi terorisme, dan aksi-aksi lainnya yang melanggar hak asasi manusia seperti penculikan terhadap wartawan, pembunuhan, dan peledakan bom bunuh diri di kota-kota besar seperti Jakarta. Maka ancaman IS selain dari kehidupan politik dan kekuatan militer, juga mengancam bagi kemanusiaan, seperti terhadap kehidupan ekonomi, lingkungan, sosial-budaya, kesejahteraan individu dan masyarakat. Salah satu contoh adalah aksi terorisme di Jakarta pada Januari 2016. Melalui pernyataan resmi, IS mengklaim sebagi pelaku dan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut yang dilakukan oleh tentara kekhalifahan IS. Aksi lainnya adalah peledakan bom di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ancaman semakin besar mengingat berbagai upaya rekrutmen IS dilakukan memakai cara-cara konvensional maupun media sosial, seperti Youtube, twitter dan facebook. Konten propaganda IS melalui media sosial menekankan pada tindakan-tindakan kekerasan, berbagai bentuk penyiksaan, pemakaian tentara anak-anak, dan pengkafiran terhadap nonanggota IS. Maka alasan itulah yang mendasari pemerintah Indonesia menyatakan IS sebagai organisasi terlarang yang perlu diawasi penyebarannya. Maka untuk melawan IS, pemerintah perlu bekerjasama secara intensif dengan pemangku kepentingan lainnya terkait penegakan hak hak asasi manusia. Kerjasama harus dilakukan selain antar lembaga di dalam negeri, juga dalam kerangka organsiasi kawasan seperti ASEAN. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan: Bagaimana IS merupakan ancaman bagi kemanusiaan di Indonesia?” Pertanyaan selanjutnya adalah: “bagaimana efektifitas kerjasama yang sudah dilakukan dalam mereduksi pengaruh IS?”. Berdasarkan efektifitas koordinasi antar-lembaga pemerintah di Indonesia dan pada skala kawasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama masih belum efektif. Kegagalan programprogram anti-terorisme pemerintah dalam membendung penyebaran ajaran-ajaran Islam garis keras disebabkan belum efektifnya koordinasi atar lembaga. en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAR en_US
dc.subject terorisme, keamanan manusia, kerjasama, kawasan, ASEAN. en_US
dc.title Terorisme internasional dan fenomena ISIS di Indonesia en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account