dc.description.abstract |
PT. X merupakan salah satu perusahaan distribusi yang menjual produk-produk camping. Sejak tahun 2017, PT. X memutuskan untuk menjual produk baru yaitu Sleeping Bag Dreamoz-500. Produk Sleeping Bag Dreamoz-500 ini dipasok oleh supplier A yang memiliki kapasitas pemesanan sebesar 1000 produk. Sejak bulan Maret 2017, permintaan terhadap produk Sleeping Bag Dreamoz-500 seringkali melebihi 1000 produk. Hal ini menyebabkan PT. X ingin mencari supplier tambahan agar dapat memenuhi permintaan terhadap produk Sleeping Bag Dreamoz-500. Terdapat tiga alternatif supplier tambahan yaitu supplier B, supplier C, dan supplier D. Pemilihan supplier pada PT. X seringkali hanya didasari oleh pertimbangan harga tanpa melibatkan kriteria lain. Hal ini pernah menyebabkan PT. X mendapatkan keluhan dari konsumen akibat kualitas produk yang buruk. Oleh karena itu, pemilihan supplier tambahan pada produk Sleeping Bag Dreamoz-500 akan dilakukan dengan melibatkan kriteria lain yang dapat digunakan sebagai pertimbangan.
Salah satu metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah tersebut adalah Fuzzy ANP. Metode ini digunakan karena pengambilan keputusan yang dilakukan melibatkan beberapa kriteria, dimana ketergantungan antar kriterianya dan ambiguitas yang terjadi saat dilakukannya proses penilaian oleh pengambil keputusan juga turut dipertimbangkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Terdapat empat kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan supplier tambahan produk Sleeping Bag Dreamoz-500 yaitu harga, kualitas, pelayanan, dan pengiriman. Kriteria harga terdiri dari dua subkriteria yaitu tingkat harga dengan bobot 91,5%, dan potongan harga dengan bobot 8,5%. Kriteria kualitas terdiri dari dua subkriteria yaitu kualitas jahitan dengan bobot 75,5% dan kualitas zipper dengan bobot 24,5%. Kriteria pelayanan terdiri dari tiga subkriteria yaitu kapasitas pemesanan dengan 75,5%, kemudahan dihubungi dengan bobot 14,9%, dan kecepatan tanggap dengan bobot 9,6%. Kriteria pengiriman terdiri dari dua subkriteria yaitu ketepatan waktu dengan bobot 85,1% dan ketepatan jumlah dengan bobot 14,9%. Berdasarkan penelitian, supplier B menempati urutan prioritas pertama dengan bobot 47,1%, supplier C menempati urutan prioritas kedua dengan bobot 30,5%, dan supplier D menempati urutan prioritas ketiga dengan bobot 22,4%. Berdasarkan hasil pengujian sensitivitas, perubahan urutan supplier dapat terjadi saat kualitas jahitan supplier C menurun, kualitas supplier D meningkat, tingkat harga supplier B meningkat, tingkat harga supplier C atau supplier D menurun, dan ketepatan waktu dari supplier D meningkat. |
en_US |