Abstract:
Perusahaan merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
pembuatan tas. Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan laba seoptimal mungkin, untuk mencapainya maka perusahaan harus memperhatikan kualitas
dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pesanan. Dari segi kualitas sudah cukup baik, namun masih sering terjadi keterlambatan penyelesaian pesanan yang menyebabkan
perusahaan harus mengeluarkan biaya lembur sehingga pada akhirnya menyebabkan laba perusahaan menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, pemeriksaan operasional
dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyebab keterlambatan penyelesaian pesanan.
Pemeriksaan operasional adalah proses yang dilakukan untuk menganalisis kegiatan
operasi dan aktivitas perusahaan untuk mengidentifikasi area-area yang membutuhkan
perbaikan ke arah yang lebih baik dengan melakukan program perbaikan yang
terus-menerus dan berkelanjutan. Pemeriksaan operasional dilakukan pada proses
produksi yaitu dalam perencanaan dan pengendalian produksi. Perencanaan dan
pengendalian produksi terdiri dari proses penentuan, penetapan kegiatan-kegiatan
produksi, dan pengawasan yang dilakukan terhadap proses dan hasil produksi agar
tujuan perusahaan tercapai. Apabila perencanaan dan pengendalian produksi tidak baik
dapat menimbulkan permasalahan dalam proses produksi yang dapat menyebabkan
keterlambatan penyelesaian pesanan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah descriptive study. Sumber data yang
digunakan berupa data primer, yaitu hasil wawancara dan observasi, dan data
sekunder, seperti master production schedule, schedule proses sewing, pencatatan
hasil produksi dan sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
lapangan dan studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah
menganalisis penyebab dan dampak terjadinya keterlambatan penyelesaian pesanan dan
perbandingan jadwal aktual produksi dengan yang direncanakan. Objek penelitian
adalah pemeriksaan operasional pada aktivitas produksi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penyelesaian pesanan (studi kasus pada PT EKMPI).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui perusahaan memiliki beberapa
kelemahan yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pesanan dengan rata-rata
sebesar 21,54% per bulan selama tahun 2017. Selain wawancara dan observasi,
dilakukan juga perbandingan antara jadwal produksi setiap tahap dengan pengerjaan
produksi sebenarnya pada 10 sample order. Kemudian seluruh temuan kelemahan
dianalisis berdasarkan empat temuan utama, yaitu perencanaan dan realisasi Master
Production Schedule yang masih kurang baik, pembelian dan penanganan penerimaan
bahan baku dari supplier tidak tepat waktu dan masih kurang memadai, kualitas bahan
baku yang kurang baik dan quality check yang kurang memadai, serta perencanaan dan
pengendalian aktivitas sewing yang belum memadai. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa perencanaan dan pengendalian proses produksi masih belum efektif dan
efisien. Dari total 10 sample selama tahun 2017 yang diteliti didapati terjadi biaya lembur pada lima order sebesar Rp 27.485.762,00 yang dikeluarkan untuk mengejar keterlambatan penyelesaian pesanan. Terdapat beberapa rekomendasi yang diperoleh
dari pemeriksaan operasional yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam upaya
mengatasi keterlambatan penyelesaian pesanan. Agar perencanaan dan pengendalian
proses produksi perusahaan lebih baik maka sebaiknya perusahaan membuat master
production schedule untuk masing-masing order secara detail dan melakukan sistem
reward dan punishment terhadap karyawan. Pemeriksaan operasional harus dilakukan
secara konsisten oleh perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi dengan lebih
efektif dan efisien.