Abstract:
lndustri tekstil masih menjadi industri strategis bagi perekonomian Indonesia. Permintaan tekstil dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia secara tidak langsung dalam bentuk ekspor.
Dimana bahan baku industri tekstil itu sendiri salah satunya terdiri dari benang. Sebagai salah satu bahan pokok yang digunakan dalam kegiatan industri tekstil tentunya persediaan benang menjadi penting keberadaannya. Agar dapat tersedianya benang untuk dijual, maka dibutuhkan pengelolaan dan pengendalian yang baik atas kegiatan pembelian dan persediaan benang. Dengan menerapkan aktivitas pengendalian pada siklus pembelian, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dalam
pembelian benang.
Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang dilakukan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dalam memitigasi risiko terhadap pencapaian tujuan telah dilakukan. Aktivitas pengendalian dilakukan di semua tingkat entitas, di berbagai tahapan dalam proses bisnis. Siklus pembelian merupakan aktivitas bisnis dan pemrosesan informasi yang terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa. Efektivitas siklus pembelian yang terjadi pada
aktivitas pembelian yang secara siginiflkan akan berdampak terhadap keseluruhan kinerja perusahaan.
Dimana aktivitas pengendalian sendiri terdiri dari lima komponen yaitu, pemisahan fungsi; otorisasi yang memadai; penggunaan dokumen dan catatan yang memadai; pengamanan atas aktiva dan catatan; dan pemeriksaan independen.
Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi deskriptif. Studi deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka maupun kata kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Unit penelitian adalah CV. Tujuh yang
merupakan perusahaan dagang benang.
Berdasarkan hasil penelitian pada CV. Tujuh, diketahui bahwa pada aktivitas pengendalian siklus pembelian pada perusahaan dinilai cukup memadai, terutama dalam hal otorisasi dan pemeriksaan independen, tetapi masih memiliki kekurangan yaitu, tidak adanya pemisahan fungsi yang jelas di perusahaan; belum menggunakan format dokumen yang baik dan terstruktur, seperti tidak adanya nomor urut, kolom pembuat dan penyetuju; lalu tidak adanya tempat penyimpanan dokumen yang memadai, sehingga dokumen dapat hilang. Hal tersebut dapat menjadi kendala pada aktivitas pengendalian dalam meningkatkan efektivitas siklus pembelian. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan adanya pemisahan fungsi pada siklus pembelian perusahaan, agar setiap karyawan memiliki tanggung jawab yang jelas.
Diperlukannya tempat penyimpanan khusus dokumen seperti lemari tempat penyimpanan, dimana dokumen yang disimpan berdasarkan jenis dokumen dan dilengkapi dengan kunci lemari sebagai akses dan dokumen disimpan di dalam lemari serta ruangan terkunci. Peneliti merekomendasikan adanya perancangan dokumen Permintaan Barang, Pemesanan Barang, Penerimaan Barang, Pengembalian Barang, Debit Memo, Bukti Pembayaran Tagihan dan Laporan Kartu Stok yang memadai pada siklus pembelian, sehingga dapat membantu kegiatan perusahaan terutama dalam otorisasi, serta dapat meningkatkan kualitas dokumen. Untuk kedepannya diharapkan perusahaan dapat menggunakan komputer dalam menyimpan data agar kegiatan perusahaan berjalan lebih efektif. Terkait dengan struktur organisasi dan deskripsi kerja yang dimiliki oleh perusahaan masih kurang memadai. karena struktur organisasi dan deskripsi kerja tidak dibuat secara tertulis, sehingga tidak adanya tanggung jawab yang jelas antar karyawan. Oleh sebab itu, Peneliti menyarankan agar CV. Tujuh memperbaiki struktur organisasi dan
menyediakan deskripsi pekerjaan secara tertulis.