Abstract:
Globalisasi ekonomi mempengaruhi berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Globalisasi ekonomi menyebabkan persaingan yang ketat di dalam dunia bisnis.
Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kualitas produk dan kuantitas ekspor. PT.Masterindo Jaya Abadi (PT. MJA) yang merupakan bagian dari PT. Metro Garmin Group (PT.MGG) adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri garment. Aktivitas produksi PT. MJA tidak efektif dan efisien karena masih sering ditemukan sejumlah produk cacat baik yang dapat diperbaiki maupun yang tidak dapat diperbaiki. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas produksi untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.
Pemeriksaan operasional adalah proses mengevaluasi apakah aktivitas operasi perusahaan khususnya aktivitas produksi sudah efektif, efisien, dan ekonomis dari sudut pandang pihak manajemen. Aktivitas produksi adalah kegiatan yang mengubah input menjadi output berupa barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang / spareparts, komponen atau jasa. Pada aktivitas produksi masih sering ditemukan produk cacat. Produk cacat dibagi menjadi tiga jenis yaitu spoilage, rework, dan scrap. Pemeriksaan operasional menghasilkan rekomendasi kepada pihak manajemen untuk memperbaiki aktivitas operasi khususnya aktivitas produksi perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode descriptive study. Sumber data penelitian yang digunakan terdiri atas data primer yaitu wawancara serta observasi dan data sekunder yaitu profil perusahaan, struktur organisasi, job description, laporan hasil produksi dari departemen produksi ke gudang, laporan realisasi order, rekapitulasi produk cacat yang dapat diperbaiki beserta dengan jenis-jenis perbaikan yang dilakukan, tambahan biaya bahan baku pada proses sewing, data lembur, dan laporan hasil inspeksi pada proses cutting. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi lapangan dan studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah mengidentifikasi penyebab-penyebab dari kecacatan produk menggunakan fishbone diagrams dan perhitungan biaya perbaikan serta kerugian yang ditanggung oleh perusahaan terkait produk cacat. Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pemeriksaan operasional atas aktivitas produksi untuk mengurangi tingkat kecacatan produk (Studi Kasus pada PT. MJA).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa aktivitas
produksi perusahaan tidak efektif dan efisien karena pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2018 rata-rata persentase total produk cacat adalah 13,68%, 31,14%, dan 31,69% yang melampaui standar perusahaan. Kelemahan-kelemahan perusahaan dianalisis dengan menggunakan fishbone diagrams. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan produk terdiri dari proses pengelolaan persediaan yang tidak efektif dan efisien sebesar 25%, proses cutting yang tidak efektif dan efisien sebesar 20%, serta proses sewing yang tidak efektif dan efisien sebesar 55%. Dengan adanya produk cacat pada proses cutting, perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya terkait perbaikan sebesar Rp 2.849.890. Sedangkan dengan adanya produk cacat pada proses sewing, perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya terkait perbaikan sebesar Rp 19.757.359. Selain itu perusahaan juga mengalami kerugian yaitu penurunan laba sebesar Rp 1.751.499. dan menanggung opportunity cost yaitu kehilangan pendapatan bunga deposito selama periode dua tahun sebesar Rp 942.890. Rekomendasi yang diberikan untuk masalah kecacatan aktivitas produksi antara lain membuat shade roll untuk setiap order, membuat kebijakan
bahwa karyawan bagian gudang harus memberitahu bagian cutting mengenai lot kain,
melakukan pemeriksaan cutting pieces dengan standar AQL 1,5, memberikan pelatihan,
memberikan punishment, menambah pengawas, memberikan upah lembur bagi pengawas besar serta staff proses cutting dan sewing, mencatat hasil outsource yang cacat, dan mempertimbangkan kualitas dari hasil produksi ketika memberikan insentif kepada operator.