dc.description.abstract |
Pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia dewasa ini semakin baik. Jumlah yang terus
meningkat dan juga komposisi investor yang perlahan mulai banyak di dominasi oleh
investor lokal merupakan pertanda baik bagi pasar modal Indonesia. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya investasi semakin
tinggi. Namun kesadaran tersebut tidak ditunjang dengan pengetahuan yang baik sehingga
banyak investor dan calon investor yang kebingungan dalam mengambil keputusan
investasi. Mereka tidak tahu harus membeli saham perusahaan apa dan tidak tahu kapan
harus menjual atau menambah kepemilikan saham mereka. Ketidakmampuan investor dan
calon investor dalam mengambil keputusan investasi membuat nilai investasi yang mereka
miliki menjadi tidak optimal. Keputusan investasi yang baik adalah yang dapat meningkatkan
nilai investasi pemegang saham melalui tingkat pengembalian yang diharapkan.
Investor dan calon investor dapat menggunakan analisis fundamental dan
analisis teknikal dalam menganalisis saham. Analisis teknikal merupakan analisis yang
dilakukan berdasarkan pergerakan grafik yang membentuk suatu pola tertentu. Analisis
teknikal cocok untuk investasi jangka pendek atau ketika investor memposisikan dirinya
sebagai seorang trader. Sementara itu, analisis fundamental adalah analisis yang
berdasarkan pada kondisi makro ekonomi, kondisi mikro ekonomi, analisis industri dan
laporan keuangan emiten yang sifatnya untuk jangka panjang. Analisis fundamental dapat
dikerjakan dengan melakukan valuasi saham. Valuasi saham dilakukan untuk mengetahui
nilai intrinsik dari harga per lembar saham. Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya yang
menggambarkan kondisi perusahaan. Nilai intrinsik yang telah diketahui kemudian
dibandingkan dengan harga pasar per lembar saham. Hasil Perbandingan tersebut akan
menyatakan kondisi saham perusahaan apakah benilai overvalue atau undervalue.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan valuasi nilai saham. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan penggunaan data sekunder.
Metode yang digunakan dalam mengolah data untuk mendapatkan nilai intrinsik adalah
residual income model. Perusahaan yang diteliti pada penelitian ini adalah lima emiten
dengan harga pasar per lembar saham tertinggi di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember
2017.
Hasil penelitian menunjukan PT Gudang Garam Tbk memiliki harga pasar
per 31 Desember 2017 senilai Rp 83.800,00 dan memiliki nilai intrinsik sebesar Rp
122.497,96 sehingga jika diperbandingkan antara nilai intrinsik dan harga pasar maka PT
Gudang Garam Tbk memiliki saham yang bernilai undervalue. PT Unilever Indonesia Tbk
mempunyai saham yang bernilai overvalue karena memiliki nilai intrinsik sebesar Rp
36.028,35 sedangkan harga pasar saham perusahaan bernilai Rp 55.900,00. Nilai intrinsik
saham PT Metropolitan Kentjana Tbk adalah sebesar Rp 127.602,31 dan harga pasar
saham bernilai Rp 36,500,00 yang berarti saham perusahaan berada dalam keadaan
undervalue. Sementara itu, PT United Tractors Tbk memiliki harga pasar per lembar saham
sebesar Rp 35.400,00 dengan nilai intrinsik bernilai Rp 33.750,81, hal tersebut menunjukan
bahwa saham perusahaan berada pada kondisi overvalue. Saham PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk dengan nilai intrinsik sebesar Rp 11.296,68 dan harga pasar sebesar Rp
21.950,00 berada dalam keadaan overvalue. Saran yang diberikan kepada pemegang
saham GGRM dan MKPI sebaiknya menahan serta menambah jumlah kepemilikan saham
sedangkan calon investor dapat membeli saham GGRM dan MKPI. Sementara itu,
pemegang saham UNVR, UNTR, dan INTP sebaiknya menjual saham-saham tersebut dan
bagi calon investor disarankan untuk tidak membeli saham saham tersebut. |
en_US |