Abstract:
Nessa Bakery adalah salah satu toko yang menjual oleh-oleh makanan ringan di Bandung. Sebagai penyedia oleh-oleh makan ringan, kualitas dari produk yang dihasilkan menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Peningkatan kualitas pada Nessa Bakery dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menurunkan persentase produk cacat dan persentase cacat pada proses produksi green tea almond crispy. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode DMAIC karena dilakukan secara berulang sehingga selalu mengevaluasi proses untuk melakukan perbaikan. Terdapat lima langkah yang harus dilakukan pada metode ini, dimulai dengan mengidentifikasi masalah hingga melakukan kontrol terhadap pengimplementasian perbaikan.
Sebelum perbaikan dilakukan, persentase produk cacat pada proses pencetakan adonan sebesar 1,38%, persentase cacat gumpalan bubuk green tea sebesar 0,48%, persentase cacat bentuk yang tidak sempurna 0,46%, dan persentase hasil cetakan yang terlalu tebal sebesar 0,5%. Pada proses pemindahan produk, persentase produk cacat sebesar 11,57%, persentase cacat patah akibat pemindahan produk sebesar 11,57%. Pada proses pengepakan produk, persentase produk cacat sebesar 1,73%, persentase cacat patah akibat pengepakan produk sebesar 1,73%. Perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi persentase adalah mengubah metode pemindahan produk, memberikan pelatihan, waktu istirahat kepada operator, membuat visual display, menggunakan alat bantu, membuat instruksi kerja, dan mengganti alas yang rusak.
Setelah perbaikan dilakukan, pada proses pencetakan adonan persentase produk cacat menjadi sebesar 0,63% dengan persentase cacat gumpalan green tea menjadi 0,18%, cacat bentuk yang tidak sempurna menjadi 0,22%, dan hasil cetakan yang terlalu tebal menjadi sebesar 0,23%. Pada proses pemindahan produk persentase produk cacat menjadi sebesar 7,03% dan persentase cacat patah akibat pemindahan produk menjadi sebesar 7,03%. Pada proses pengepakan produk, persentase produk cacat menjadi sebesar 1,23% dan persentase cacat patah akibat pengepakan produk menjadi sebesar 1,23%.