dc.description.abstract |
Pada zaman sekarang ini persaingan di dalam dunia usaha semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk memberikan yang terbaik demi kepuasan konsumen. Hal tersebut terjadi pada semua industri termasuk industri tekstil di Indonesia. Selain dituntut untuk memiliki kualitas produk yang baik, harga jual merupakan faktor yang sangat menentukan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang bergerak pada industri yang sama. Penentuan harga jual harus tepat agar dapat bersaing dan membantu pihak manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat.
Untuk mendapatkan harga jual yang tepat diperlukan perhitungan harga pokok produk yang akurat. Dalam menghitung harga pokok produk, penulis menggunakan Activity-Based Costing system untuk membebankan biaya. Pembebanan biaya dengan menggunakan traditional costing system berdasarkan dasar alokasi yang memiliki hubungan sebab akibat dengan volume (unit level cost) membuat pembebanan biaya menjadi terlalu rendah (undercosted) atau terlalu tinggi (overcosted). Activity-Based Costing system membebankan biaya dengan dasar alokasi yang tidak hanya berhubungan dengan volume, tetapi dengan batch level, product sustaining level, dan facility sustaining level. Hasil dari perhitungan harga pokok produk menggunakan Activity-Based Costing system lebih akurat daripada traditional costing system karena pembebanan biaya menggunakan dasar alokasi yang sesuai dengan aktivitas untuk memproduksi produk.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dimana penulis mengumpulkan data mengenai biaya yang terjadi pada bulan Mei 2018 pada perusahaan AGS. Data tersebut kemudian diolah menggunakan Activity-Based Costing system. Hasil dari penelitian tersebut digunakan untuk memberikan kesimpulan dan saran kepada perusahaan AGS. Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh penulis yaitu wawancara, observasi, dan studi pustaka. Perusahaan AGS adalah perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang menghasilkan produk kain jadi.
Setelah dilakukan penelitian, perusahaan AGS masih menggunakan perhitungan dengan traditional costing. Perbandingan harga pokok produk menurut perusahaan dengan hasil perhitungan penulis dengan menggunakan Activity-Based Costing system memiliki perbedaan yang cukup signifikan berdasarkan rumus materialitas dengan perhitungan 30.551/72.665 x 100% = 42%. Menurut rumus materialitas jika >10% dari laba maka dinyatanakan signifikan (Arens). Harga pokok produk yang dihitung oleh perusahaan terlalu rendah karena ada beberapa biaya yang tidak dimasukan ke dalam perhitungan seperti biaya gaji staf akuntansi, gaji staf penjualan, dan biaya penyusutan pompa air. Selain itu dasar alokasi yang digunakan untuk pembebanan biaya adalah jumlah unit yang diproduksi. Padahal banyak biaya yang tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan jumlah unit yang diproduksi seperti biaya tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya packing, biaya listrik, dan biaya air. Dari hasil pembahasan, diperoleh perbedaan harga jual sebesar Rp. 33.000, Rp. 36.000 dan Rp. 26.500 untuk ketiga jenis kain. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada perusahaan AGS untuk memasukkan semua biaya, baik itu biaya yang berhubungan langsung dengan produksi maupun biaya non produksi untuk perhitungan biaya produk dengan tujuan untuk menetapkan harga jual dan menggunakan sistem ABC dalam pembebanan biaya. Namun dikarenakan harga jual yang terlalu tinggi dan memungkinkan untuk mengurangi daya saing, maka perusahaan dapat menggunakan promo atau diskon untuk pembelian grosir atau juga dapat mengurangi persentase keuntungan yang ditetapkan dari 15% menjadi 10%. |
en_US |