Abstract:
Saat ini, dunia sudah berada di era globalisasi dimana persaingan antar perusahaan tidak hanya dengan perusahaan lainnya yang berada di dalam negeri saja, melainkan suatu perusahaan bersaing dengan seluruh perusahaan yang ada di dunia. Dalam perusahaan manufaktur, kegiatan utamanya adalah kegiatan produksi. Oleh karena itu, agar dapat bisa bersaing dengan baik, perusahaan harus menjalankan kegiatan produksinya dengan baik. Untuk menjalankan aktivitas produksi perusahaan dengan baik, dibutuhkan perencanaan dan pengawasan kegiatan produksi dengan efektif dan efisien. Tanpa perencanaan dan pengawasan kegiatan produksi dengan efektif dan efisien, maka kegiatan produksi perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik dan berdampak pada keuntungan yang didapatkan menjadi kurang optimal. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemeriksaan operasional terkait perencanaan dan pengawasan proses produksi agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Pemeriksaan operasional dapat diartikan sebagai kegiatan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari prosedur dan metode operasi perusahaan. Pemeriksaan memiliki lima tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap rencana kerja, tahap pemeriksaan lapangan, tahap pengembangan temuan dan rekomendasi, dan tahap pelaporan. Setelah melewati kelima tahap tersebut, pemeriksaan operasional menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk perusahaan agar dapat memperbaiki aktivitas operasinya sehingga dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Perencanaan produksi adalah suatu pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, peralatan lain, serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang dan pengawasan produksi adalah suatu kegiatan untuk mengoordinasi aktivitas-aktivitas pengerjaan atau pengelolaan agar perencanaan yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Ketika perencanaan dan pengawasan produksi sudah berjalan dengan baik, maka kegiatan produksi akan berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan banyak masalah.
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Peneliti menggunakan studi lapangan dan studi literatur untuk mengumpulkan data. Studi lapangan dilakukan untuk mencari bukti-bukti di lapangan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi sedangkan studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang telah diperoleh diolah dan dievaluasi dengan menggunakan fishbone diagram untuk menganalisis penyebab-penyebab masalah pada perencanaan dan pengawasan kegiatan produksi yang kurang efektif dan kurang efisien, serta peneliti melakukan perhitungan kerugian yang disebabkan perencanaan dan pengawasan kegiatan produksi yang kurang efektif dan kurang efisien.
Dalam perencanaan dan pengawasan proses produksi perusahaan masih kurang efektif dan efisien, karena masih terdapat beberapa masalah dalam kegiatan produksi perusahaan. Masalah pertama adalah tingkat kecacatan perusahaan masih tinggi dan menimbulkan kerugian sebesar Rp 176.122.671 untuk perbaikan produk cacat dan Rp 5.050.895.460 untuk bahan baku pendukung yang rusak. Selain itu, terdapat juga proses pengolahan kembali limbah produksi perusahaan yang kurang efektif dan kurang efisien sehingga menimbulkan kerugian sebesar Rp 13.133.095.510. Ada juga masalah dalam keterlambatan produksi pesanan pelanggan, perusahaan biasanya menyelesaikan pesanan pelanggan dalam waktu dua minggu, namun tidak jarang juga mengalami keterlambatan dengan total waktu yang digunakan menjadi tiga minggu. Masalah terakhir adalah masalah pengamanan fisik dalam perusahaan, terdapat kehilangan terutama kehilangan unsur emas di dalam limbah produksi perusahaan yang seharusnya didapatkan kembali oleh perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan perencanaan dan pengawasan proses produksi agar dapat mengurangi tingkat kecacatan produk yang produksi, mendapatkan keuntungan yang optimal dari hasil pengolahan kembali limbah produksi perusahaan, mengurangi keterlambatan produksi, dan meningkatkan keamanan perusahaan untuk meminimalisir kehilangan.