Abstract:
PT X merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Bandung yang memiliki bisnis berupa produksi karton sheet dan karton box. Dalam kesehariannya perusahaan ini menangani berbagai macam jenis customer yang bervariasi dari mulai kuantitas produk yang dipesan dan juga spesifikasi produk yang diinginkan. Perusahaan saat ini ingin mengurangi rata-rata persentase jumlah produk cacat per bulan yang saat ini sebesar 0,98% menjadi 0,7%. Salah satu perusahaan yang menjadi customer utama PT X adalah PT P dimana perusahaan ini seringkali melakukan return produk yang telah dikirim dalam jumlah besar karena terdapat banyak produk cacat di dalam pesanannya sehingga meningkatkan rata-rata jumlah produk cacat pada PT X. Berdasarkan data bulan Oktober hingga Desember 2017, total persentase jumlah produk cacat pada PT P mencapai 2%. Namun setelah dilakukan pengukuran proses pada PT P didapatkan persentase jumlah produk cacat sebesar 11,55% dimana besar persentase ini cukup tinggi sehingga memerlukan perbaikan kualitas.
Metode Six Sigma-DMAIC merupakan metodologi terstruktur yang dapat membantu menyelesaikan problem teknik, khususnya pada perusahaan manufaktur yang berkaitan dengan perbaikan mutu dan pengurangan jumlah cacat dan jumlah produk cacat. Metodologi ini terdiri dari tahap define dimana proses produksi diidentifikasi secara detail dengan bantuan flowchart dan diagram SIPOC serta menemukan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan customer atau critical-to-quality (CTQ), kemudian dilakukan pengukuran proses pada tahap measure dengan menggunakan DPMO, level sigma, dan juga persentase defective. Selanjutnya pada tahap analyze dilakukan pemrioritasan masalah dengan bantuan diagram pareto, identifikasi akar masalah dengan fishbone diagram dan FMEA. Selanjutnya pada tahap improve dilakukan perbaikan terhadap proses produksi saat ini dan pada tahap control dilakukan pengukuran kembali DPMO, level sigma, dan persentase defective setelah perbaikan dan pembakuan usulan-usulan yang ada.
Setelah metodologi Six Sigma-DMAIC diimplementasikan, parameter pengukuran performansi mutu proses yaitu Defect Per Million Opportunities (DPMO), berhasil turun dari 19.250 menjadi 2692,2, kemudian level sigma proses meningkat dari 3,56 menjadi 4,28 dan persentase cacat turun dari 11,55% menjadi 1,61%.