Abstract:
Dewasa ini, berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari menuntut manusia untuk berkomunikasi dengan sesama manusia. Dalam berkomunikasi, kemampuan untuk berbicara dengan baik menjadi salah satu aspek yang dibutuhkan. Namun faktanya di Indonesia terdapat lebih dari dua juta orang yang mengalami gangguan bicara. Gangguan bicara juga dialami oleh para penyandang disabilitas intelektual. Penyandang disabilitas intelektual membutuhkan terapi wicara untuk dapat melatih kemampuan bicara ekspresifnya agar dapat berkomunikasi dengan baik. Namun terapi wicara yang ada sekarang ini tidak mudah diakses dan membutuhkan biaya yang cukup besar serta waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas terapi wicara yang dapat diakses dengan mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar.
Dalam penelitian ini, dilakukan perancangan aplikasi mobile alat bantu terapi wicara untuk penyandang disabilitas intelektual ringan dengan gangguan bicara ekspresif yang melibatkan lima orang responden dari Sekolah Bintang Harapan. Proses perancangan diawali dengan identifikasi kebutuhan yang menghasilkan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diakomodasi oleh aplikasi. Setelah mendapatkan daftar kebutuhan, selanjutnya dilakukan proses perancangan konsep aplikasi oleh empat orang mahasiswa Teknik Industri dan tiga orang guru. Design workshop menghasilkan 4 alternatif desain konsep aplikasi yang kemudian dievaluasi untuk mendapatkan desain konsep terbaik. Desain konsep terpilih kemudian dikembangkan menjadi high-fidelity prototipe. Selanjutnya dilakukan proses evaluasi aplikasi dengan metode usability testing, dengan kriteria effectiveness, efficiency, learnability, memorability, dan accessibility. Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner System Usability Scale (SUS) dan wawancara semi terstruktur dengan secondary user.
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil effectiveness aplikasi sebesar 82,2%, efficiency aplikasi sebesar 78,9%, learnability aplikasi sebesar 80%, dan memorability aplikasi sebesar 94,4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aplikasi memiliki tingkat accessibility yang baik. Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner SUS dan didapatkan hasil total skor sebesar 74, yang termasuk ke dalam kategori acceptable. Evaluasi juga dilakukan secara kualitatif dengan melakukan wawancara semi terstruktur dengan secondary user. Dari hasil wawancara diketahui bahwa aplikasi sudah sesuai dengan tujuannya, mudah dipahami, dan dapat menarik minat primary user untuk berlatih. Dari wawancara juga diketahui beberapa kekurangan dari aplikasi yang dapat diperbaiki untuk menghasilkan aplikasi yang lebih baik lagi.