Abstract:
Perilaku peers merupakan input yang penting dalam pembuatan keputusan keuangan. Chief financial officer perusahaan skala relatif lebih kecil yang belum berpengalaman, memiliki kemungkinan lebih besar dalam perilaku herding mengikuti peers. Tujuan penelitian ini adalah menetapkan bagaimana mekanisme pengaruh peers dalam keputusan struktur modal perusahaan pada dua sektor, yaitu Sektor Food & Beverage dan Sektor Automotive & Allied Product, yang berdasarkan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2016 diklasifikasikan masuk dalam Sektor Manufaktur. Sektor Food & Beverage merupakan sektor yang berkembang sehingga merpakan padat karya, menyerap banyak tenaga kerja. Sedangkan, Sektor Automotive & Allied Product merupakan sektor dengan high-automation technology, sehingga padat modal. Penelitian dilakukan dalam periode waktu 2010 – 2017 dengan data kwartalan yang diperoleh dari Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id. Pada masing-masing sektor, perusahaan dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan fixed asset yang dimilikinya pada Desember 2017. Kelompok besar adalah perusahaan dengan fixed asset mencapai puluhan trilyun rupiah, kelompok menengah dengan fixed asset trilyun rupiah, dan kelompok kecil dengan fixed asset milyaran rupiah. Pengukuran dilakukan dalam tiga skenario. Skenario kesatu, mengukur apakah terjadi herding terhadap peers. Skenario kedua, mengukur apakah herding terhadap peers terjadi antar perusahaan dalam satu kelompok. Skenario ketiga, mengukur apakah herding dilakukan juga terhadap kelompok yang lebih tinggi. Dengan Metode Regresi Berganda, diperoleh bahwa terdapat herding terhadap peers pada Sektor Food & Beverage maupun pada Sektor Automotive & Allied Product. Herding terhadap peers terjadi di masing-masing kelompok. Dengan demikian, keputusan struktur modal bukanlah keputusan yang terisolasi, melainkan dipengaruhi oleh peer firm’s leveragenya dalam kelompoknya, kecuali untuk kelompok menengah Sektor Automotive & Allied Product.kecuali. Herding juga terjadi dari kelompok menengah terhadap kelompok yang lebih besar. Dengan demikian, baik pada Sektor Food & Beverage maupun pada Sektor Automotive & Allied Product terjadi pooling equilibrium antara perusahaan menengah dengan perusahaan besar dan terjadi separating equilibrium antara perusahaan menengah dan besar tersebut dengan perusahaan-perusahaan kecil.