Pemeriksaan operasional atas aktivitas penjualan kredit dan pengelolaan piutang untuk mengurangi tingkat keterlambatan pembayaran piutang : studi kasus pada PT. Remaja Rosdakarya Bandung

Abstract

Pentingnya pelaksanaan aktivitas penjualan kredit dan pengeloalan piutang yang baik, sangat berlaku bagi industri penerbitan buku untuk mencapai target penjualan dan laba yang diinginkan. Di dalam mengelola aktivitas penjualan kredit, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan aktivitas tersebut. Dalam upaya mengelola aktivitas penjualan kredit dan pengeloalan piutang yang baik dan untuk mengurangi tingkat keterlambatan pembayaran piutang, perusahaan dapat melakukan pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional adalah proses menganalisis aktivitas dan operasi intern perusahaan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan positif dalam program perbaikan secara terus menerus. Hasil dari pemeriksaan operasional yaitu berupa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam melakukan perbaikan. Penjualan kredit merupakan penjualan non cash, dengan tenggang waktu tertentu, rata-rata di atas satu bulan. Sedangkan, pengelolaan piutang berfungsi untuk mengatur dan mempertahankan segala bentuk prosedur dan kebijakan kredit yang baik karena beban biaya yang timbul dari adanya piutang tersebut dapat berdampak pada tambahan laba yang diperoleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study yaitu metode dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang diperoleh berdasarkan fakta di perusahaan agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah aktivitas penjualan kredit dan pengelolaan piutang pada PT Remaja Rosdakarya yang bergerak dalam industri penerbitan buku. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan sumber data primer yaitu hasil wawancara dan hasil observasi, serta sumber data sekunder yaitu dokumentasi perusahaan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk menghasilkan kesimpulan. Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional, peneliti menemukan beberapa kelemahan yaitu analisis pemberian kredit yang dilakukan perusahaan kurang memadai, kebijakan terkait penjualan kredit temasuk pemisahan fungsi antar bagian dalam penjualan tidak efektif, kebijakan penagihan piutang perusahaan yang tidak ketat, dan pengelolaan piutang yang kurang memadai. Kelemahan-kelemahan yang ada menyebabkan tingkat keterlambatan pembayaran piutang oleh pelanggan meningkat ditandai selama tahun 2017, jumlah piutang yang terlambat dibayar melebihi batas toleransi perusahaan yang seharusnya 15% menjadi 16% dengan keterlambatan pembayaran piutang selama setahun sebesar Rp 287,629,650. Meningkatnya jumlah keterlambatan pembayaran piutang menyebabkan perusahaan mengalami defisit kas pada bulan April, Mei, Juni, Juli, dan Desember sebesar Rp 78,315,251 sehingga menyebabkan terjadinya pengeluaran dana oleh direktur penerbit dan menimbulkan kerugian yaitu hilangnya opportunity cost atas pendapatan bunga deposito sebesar Rp 378,524. Rekomendasi yang diberikan peneliti adalah melakukan seleksi pelanggan yang dapat melakukan pembelian secara kredit dengan menggunakan prisnsip 5C, penetapan credit limit, penetapan kebijakan diskon dan denda secara lebih jelas dan terukur, melakukan peringatan kepada pelanggan rutin setiap bulannya melalui e-mail atau surat resmi, pemisahan fungsi pada staf penjualan untuk fokus hanya melakukan penjualan, pembuatan aging schedule dan melakukan analisis piutang secara berkala setiap bulan, serta memperbaiki metode penentuan jumah piutang tak tertagih.