Abstract:
Menurut survei Association of Certified Fraud Examiners (ACFE 2016), fraud merupakan masalah yang berkembang dewasa ini. Fraud pada laporan keuangan menimbulkan dampak kerugian terbesar. Namun, laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Oleh karena itu,laporan keuangan diharapkan menggambarkan posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan secara wajar. Namun, terkadang agar kinerja perusahaan dinilai baik, manajer terdorong untuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba merupakan manipulasi yang dilakukan oleh pihak manajemen tetapi masih sesuai dengan standar akuntansi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan berdasarkan analisis fraud triangle. Teori fraud triangle yang dikemukakan oleh Cressey (1953) menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi yang selalu hadir yaitu pressure, opportunity, danrationalization. Berdasarkan teori fraud triangle tersebut, dilakukan penelitian dengan mengembangkan variabel dari masing-masing komponen fraud triangle. Faktor-faktor yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah financial stability, external pressure, financial targets, ineffective monitoring, dan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP). Financial stability diukur dengan menggunakan perubahan asset (ACHANGE). External Pressure diukur dengan rasio arus kas bebas (FREEC). Financial targets diukur dengan menggunakan return on asset (ROA). Ineffective monitoring diukur dengan menggunakan board directors out (BDOUT). Pergantian KAP diukur dengan melihat frekuensi pergantian KAP. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel 15 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016.
Setelah penelitian ini dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan hanya variabel financial targets. Karena perolehan laba perusahaan memicu perhatian para investor. Hal ini mengakibatkan bereaksinya pihak manajemen perusahaan untuk melakukan kecurangan.