dc.description.abstract |
Banyak kasus kecurangan besar yang terjadi terungkap karena adanya whistleblower. Whistleblowing membantu auditor keuangan untuk mengungkap berbagai kasus kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Auditor eksternal lebih mudah mendeteksi kecurangan dengan bantuan whistleblower. Meskipun begitu, tidak semua orang akan melaporkan kecurangan atau menjadi seorang whistleblower. Sebagian besar memilih untuk diam. Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan whistleblowing atau tidak. Tindakan whistleblowing adalah tindakan melaporkan kecurangan, baik whistleblowing internal maupun whistleblowing eksternal. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang diteliti adalah locus of control, tingkat materialitas kecurangan, dan personal cost of reporting.
Locus of control menjelaskan persepsi seseorang mengenai kemampuan pengendalian atas apa yang akan terjadi dalam kehidupannya. Locus of control itu sendiri dibagi menjadi dua komponen, yaitu internal locus of control dan eksternal locus of control. Orang dengan locus of control yang semakin tinggi akan memiliki intensi untuk melakukan whistleblowing yang semakin tinggi. Ini berarti orang dengan internal locus of control memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan whistleblowing daripada orang dengan eksternal locus of control. Tingkat materialitas kecurangan dalam penelitian ini diukur menggunakan pendekatan kuantitatif. Semakin tinggi tingkat materialitas kecurangan yang terjadi, maka semakin tinggi intensi seseorang untuk melakukan whistleblowing. Personal cost of reporting dalam penelitian ini menjelaskan persepsi mengenai berbagai risiko yang mungkin dihadapi oleh whistleblower. Personal cost of reporting merupakan faktor yang akan mendistorsi intensi melakukan whistleblowing. Oleh karena itu, semakin tinggi personal cost of reporting, maka semakin rendah intensi seseorang untuk melakukan whistleblowing.
Penelitian ini dilakukan pada karyawan bagian akuntansi, bagian keuangan, dan/atau bagian internal audit yang bekerja di 5 perusahaan negara atau BUMN di Kota Bandung. Lima perusahaan negara atau BUMN di Kota Bandung tersebut, yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Taspen (Persero), dan PT BPJS Ketenagakerjaan (Persero). Penelitian ini merupakan penelitian populasi atau penelitian sensus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis penelitian. Selain itu, peneliti melakukan analisis statistik deskriptif, uji korelasi, dan uji koefisien determinasi. Peneliti menggunakan bantuan program software IBM SPSS 23 dalam pengolahan data.
Hasil penelitian menyatakan bahwa locus of control, tingkat materialitas kecurangan, dan personal cost of reporting secara simultan atau bersama-sama memengaruhi intensi melakukan whistleblowing. Locus of control secara parsial berpengaruh positif secara signifikan terhadap intensi melakukan whistleblowing. Tingkat materialitas kecurangan secara parsial berpengaruh positif secara signifikan terhadap intensi melakukan whistleblowing. Sedangkan, personal cost of reporting secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi melakukan whistleblowing. |
en_US |