dc.description.abstract |
Adanya persamaan kepentingan dalam perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri dapat menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan merupakan suatu hal yang selalu ada di dalam dunia usaha. Usaha yang bergerak di bidang manufaktur melakukan kegiatan operasi berupa mengubah input menjadi output. Oleh karena itu semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur memerlukan fungsi pengoperasian dan pemeliharaan pada peralatan atau fasilitasnya. PT DOM adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas produksi.
Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara menganalisis dan mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan agar berjalan efektif, efisien, dan ekonomis. Setelah pemeriksaan operasional dilakukan, pihak manajemen mengharapkan adanya rekomendasi agar dapat segera diambil tindakan perbaikan dan meningkatkan operasi perusahaan secara berkelanjutan. Dalam penyelenggaraan proyek, kesepakatan yang dicapai dari hasil perundingan dan negosiasi dinyatakan dan dituliskan dalam suatu dokumen kontrak. Kriteria, spesifikasi, dan harapan dari kedua belah pihak dirumuskan dan dijabarkan di dalam kontrak, yang selanjutnya mengikat pihak-pihak yang menandatangani kontrak tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode descriptive study yaitu penelitian dengan mengumpulkan data yang mendeskripsikan topik yang diteliti seperti karakteristik dari manusia, organisasi, kejadian, atau keadaan yang sedang dihadapi. Objek penelitian ini adalah pemeriksaan operasional pada penyelesaian kontrak jasa pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas produksi pada PT DOM. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan sumber data primer yaitu hasil wawancara dan hasil observasi, serta sumber data sekunder yaitu dokumentasi perusahaan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk menghasilkan kesimpulan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional, peneliti menemukan kelemahan yaitu terkait penyelesaian kontrak jasa. Kelemahan-kelemahan yang ada menyebabkan perusahaan mengalami keterlambatan dalam pengerjaan proyek dan kerugian karena adanya biaya tambahan yang tidak diestimasikan. Seperti pada proyek Land Clearing, terdapat banyak perubahan pekerjaan karena perusahaan tidak melakukan perencanaan dengan baik. Pada proyek Pekerjaan Perkerasan Jalan terdapat selisih biaya sewa kendaraan/alat di bulan November 2016 dari estimasi perencanaannya yaitu sebesar Rp 707.101.455, karena perusahaan membeli crane pada bulan November 2016 untuk keperluan pengerjaan proyek. Serta pada proyek Technical Services Contract for Crane and Lifting Equipment Operation and Maintenance Services realisasi biaya belanja material consumable pada bulan November sebesar Rp 130.340.800, bulan Desember 2017 sebesar Rp 168.328.035, bulan Februari sebesar Rp 106.372.200, dan bulan April 2018 sebesar Rp 119.057.500 lebih tinggi daripada estimasi yang telah dibuat oleh Operation Director yaitu sebesar Rp 22.207.638. Hal ini mengakibatkan adanya selisih biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan cukup besar. Sehingga peneliti memberikan rekomendasi yaitu perusahaan seharusnya membuat kebijakan dan prosedur secara umum terkait penyusunan sebuah perjanjian, perencanaan waktu dan biaya secara tertulis, dan melakukan komunikasi serta pengawasan agar penyelesaian kontrak jasa dapat dilaksanakan dengan benar. |
en_US |