dc.description.abstract |
CV Sinar Nugraha merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang
berada di kota Cirebon. CV Sinar Nugraha memproduksi sambal ubi, sambal singkong,
kecap manis, dan kecap asin. Perusahaan mengalami permasalahan yaitu produk yang
dihasilkan seringkali mengalami kecacatan pada proses produksi sehingga membuat
perusahaan harus mengeluarkan biaya rework dan menanggung kerugian akibat produk cacat tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan operasional terhadap proses produksi perusahaan. Pemeriksaan operasional adalah proses pemeriksaan yang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat efektivitas dan efisiensi dari operasi perusahaan. Pemeriksaan operasional dalam penelitian ini dilakukan pada proses produksi. Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study. Peneliti menggunakan data primer (wawancara dan observasi) dan data sekunder (jumlah hasil produksi, jumlah produk cacat, dan lain-lain) dalam melakukan penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut, peneliti melakukan studi lapangan (wawancara dan observasi, dan dokumentasi), serta studi literatur. Data tersebut kemudian diolah oleh peneliti dengan cara menganalisis perencanaan, kebijakan, dan prosedur proses produksi, menentukan faktor yang menyebabkan produk cacat melalui fishbone diagram, serta melakukan perhitungan besarnya biaya rework produk cacat dan besarnya kerugian akibat produk cacat yang tidak dapat diperbaiki. Berdasarkan data dari bulan Juli 2017 sampai dengan Desember 2017,
perusahaan memproduksi empat jenis produk yaitu sambal ubi, sambal singkong, kecap manis dan kecap asin dengan total produksi keseluruhan sebesar 5.647.205,31 liter produk dan dari empat produk tersebut mengalami kecacatan sebesar 264.540,57 liter produk, sehingga besarnya persentase kecacatan produk yang dialami perusahaan adalah sebesar 4,68%. Jenis kecacatan yang terjadi pada perusahaan yaitu sambal kurang pedas, sambal kurang asin, sambal warnanya terlalu terang, sambal warnanya terlalu tua, sambal ubi rusak, kecap kurang asin, kecap warnanya kurang hitam, sambal kemasan plastik refill salah ukuran, sambal kemasan plastik refill bocor, sambal kemasan botol pecah, sambal berjamur, kecap kemasan botol pecah, dan kecap kemasan plastik ikat bocor. Faktor penyebab terjadinya kecacatan pada perusahaan secara keseluruhan adalah faktor bahan baku sebesar 15%, faktor manusia sebesar 60%, faktor mesin sebesar 3,75%, faktor metode sebesar 20%, faktor lingkungan sebesar 1,25%. Faktor penyebab secara keseluruhan kecacatan produk pada perusahaan bersifat 90% controllable dan 10% uncontrollable. Selama Juli 2017
sampai dengan Desember 2017, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki produk yang cacat sebesar Rp30.012.529,- dan menanggung kerugian sebesar Rp373.151.161,- akibat produk cacat yang tidak dapat diperbaiki. Berdasarkan pemeriksaan operasional, terdapat beberapa rekomendasi yang diajukan oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan dalam proses produksi dalam upaya mengurangi kecacatan produk, yaitu mengevaluasi supplier bahan baku garam, menambah kebijakan bagi karyawan gudang untuk memeriksa warna dan bau bahan baku, pengawasan terhadap proses produksi lebih ketat dan sering, melakukan independent check kuantitas bahan baku, dan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang proses produksi. |
en_US |